REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apple Music sejauh ini mendapat respons positif. Sejak diluncurkan awal Juni 2015, layanan streaming musik dan radio milik Apple ini tercatat sudah memiliki 11 juta pelanggan,
Meski perlu diketahui, mayoritas pelanggan-pelanggan tersebut masih berstatus trial member, alias anggota yang mendaftar untuk uji coba. "Kami senang dengan angka tersebut sejauh ini," ujar Apple internet services SVP Eddy Cue kepada USA Today dikutip Mashable Kamis (6/8).
Apple Music adalah layanan menikmati musik yang bisa diakses dari perangkat iOS, OS X, Apple Watch hingga Android. Tiga fitur utama dalam layanan ini adalah Discover (streaming musik), Radio, dan Connect (terhubung dengan artis kesukaan Anda).
Layanan Apple Music bisa dinikmati secara gratis selama tiga bulan pertama. Setelahnya, pengguna bisa berlangganan Apple Music dengan dua jenis metode.
Yang pertama melalui paket Single, dimana biaya berlangganannya sebesar 9,99 dolar AS per bulan untuk satu Apple ID. Yang kedua, metode Family (keluarga), dimana enam ID bisa menggunakannya sekaligus menggunakan iCloud Family Sharing. Biaya untuk metode terakhir ini cukup terjangkau, yakni 14,99 dolar AS per bulan.
Menurut Eddy Cue, dari sebelas juta pelanggan Apple Music hingga saat ini, dua juta di antaranya sudah menggunakan paket Family.
Meski mendapat respons baik, layanan Apple Music memang masih butuh perbaikan. Sejumlah pelanggan dikabarkan masih mengalami gangguan saat menggunakannya.
"Kami menyadari bahwa sejumlah pengguna masih mengalami masalah, dan kami benci untuk mengecewakan mereka. Namun, kami akan merilis pembaharuan secepat mungkin untuk mengatasi masalah tersebut," ujar Cue.