REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia, boleh jadi, menjadi salah satu sasaran atau target ransomware. Menyusul berkembangnya berbagai device yang ada di tengah masyarakat serta cepatnya adopsi teknologi masyarakat, baik peranti mobile maupun desktop.
'' Tidak tertutup kemungkinan Indonesia menjadi sasaran Ransomware. Saat ini Indonesia memang masih berada di urutan nomor 41 di dunia. Melihat tren yang tengah berkembang sekarang, kita harus waspada dan antisipatif,'' katan Halim Santoso, Director Systems Engineering Symantec ASEAN.
Ransomware merupakan dikenal sebagai malware. Ransomware akan mengunci suatu file atau melakukan enkripsi yang ada di komputer, sehingga pengguna tidak bisa mengakses lagi data-datanya. Pengguna akan bisa membuka data-datanya apabila telah membayar tebusan. Lantaran ada tebusan itulah Ransomware masuk kategori cyber crime.
Halim mengungkapkan bahwa serangan Ransomware dalam 12 bulan terakhir ini menyasar negara-negara yang masuk kelompok G20. menurut telemetri Symantec, 11 dari 12 negara teratas yang terkena ransomware dalam 12 bulan yang lalu merupakan anggota langsung atau tidak langsung organisasi G20. Negara yang paling tinggi terinfeksi adalah Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Italia.
Ransomware sendiri merupakan kategori malware yang paling dominan sekarang, dan menurut Internet Security Threat Report Symantec, ancaman ini tumbuh sebesar 113 persen di tahun 2014.
Perkembangan teknologi terkini memungkinkan pengguna menyimpan data-data penting pada satu device. Tak sekadar menyimpan foto, video atau musik. Banyak file-file pribadi termasuk berbagai dokumen penting disimpan dalam satu device. File itulah yang diincar Ransomware.
Riset Symantec terbaru mengungkapkan bahwa penyerang ransomware menempatkan perangkat wearable dan perangkat terhubung lainnya sebagai target.Penemuan utama lainnya termasuk 89 persen dari ransomware dirancang untuk menyasar komputer pribadi berbasis Windows.
Selanjutnya perangkat seperti lemari pendingin, TV dan kamera pengintai )(CCTV) juga menjadi sasaran Ransomware.