Kamis 19 May 2016 16:02 WIB

Pengguna Internet Indonesia Diprediksi Tembus 3 Besar di Asia Pasifik

Rep: c37/ Red: Nidia Zuraya
Keluarga bermain internet (ilustrasi)
Foto: IST
Keluarga bermain internet (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Visa Worldwide Indonesia menyebutkan, pada tahun 2020 diprediksi pengguna internet Indonesia akan menjadi ketiga terbesar di Asia Pasifik. Hal ini menunjukkan pembayaran elektronik akan meningkat pesat.

Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Harianto Gunawan menjelaskan, berdasarkan hasil studi Moody Analitics untuk Visa, pada 2015 di Indonesia terdapat 93,4 juta pengguna internet. Di 2020 jumlah ini diprediksi melonjak menjadi 146,1 juta.

"Di 2016 ada 72,3 juta pengguna jaringan sosial, sementara di 2020 diprediksi ada sebanyak 109,8 juta pengguna jaringan sosial. Sementara pengguna internet 146,1 juta, ketiga terbesar asia pacific. Dan penetrasi internet akan mencapai 47 persen dari total populasi," ungkap Harianto Gunawan di Jakarta, Kamis (19/5).

Untuk itu, kata Harianto, pembayaran elektronik nantinya akan sangat berkembang. Menurutnya, pembayaran melalui elektronik menunjang hampir seluruh kepentingan, sampai mendorong peningkatan pajak oleh pemerintah.

Selain itu, dalam studi tersebut juga disebutkan bahwa perkembangan transaksi elektronik terbesar berada di wilayah Amerika Selatan. Di negara Chili, perkembangannya sangat tinggi seiring dengan tumbuh pesatnya e-commerce. Sedangkan di Paraguay, kata Harianto, negara tersebut sedang memperluas financial inclusion, sehingga mempengaruhi sekali terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Harianto, rata-rata kontribusi pembayaran elektronik terhadap peningkatan PDB di Asia yaitu sebesar 0,06 persen. Untuk Thailand rata-rata peningkatannya sebesar 0,19 persen, Vietnam 0,1 persen, dan terkecil Indonesia yaitu 0,05 persen.

Alasan kenapa Indonesia terkecil, lanjut Harianto, karena akses internet Indonesia masih belum menjangkau seluruh Indonesia. Apalagi saat ini dengan populasi yang sekitar 250 juta penduduk, penetrasi internet di Indonesia baru 20,4 persen.

"Itu akan sangat menentukan bagaimana perkembangan pembayaran elektronik. Apalagi kecepatan internet saat ini 3 mbps, kalau Jakarta 10 mbps,"ujarnya.

Saat ini ia menilai jika akses internet di Indonesia akan semakin maju. Untuk itu, pihaknya meyakini jika pembayaran elektronik nantinya akan semakin meningkat.

"Pembayaran elektronik akan meningkatkan perekonomian di suatu negara, transparansi, dan menghemat biaya dengan pencetakan uang tunai. Selain itu juga lebih aman. Ini juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement