REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dan para penyelenggara telekomunikasi hari ini menyatakan mendukung kampanye program internet cerdas dan sehat guna menghindari dampak negatif penggunaan internet yang akhir-akhir ini semakin marak terjadi.
Hal ini sejalan dengan program yang dicanangkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, agar seluruh masyarakat yang menggunakan layanan internet senantiasa berlaku cerdas untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan internet.
Menteri Kominfo Rudiantara menyatakan berinternet cerdas dan sehat adalah bagaimana seorang pengguna internet dapat mengelola dan memanfaatkan teknologi internet secara bijak disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak melanggar etika dan kode etik berinternet. Menurut menteri, konten negatif dari penggunaan internet antara lain berupa pornografi, perjudian, penipuan, pencemaran nama baik, cyberbullying dan kejahatan dunia maya lainnya.
Ketua Umum ATSI, Alexander Rusli menyatakan bahwa sosialisasi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat mengenai penggunaan internet yang sehat dan aman serta cerdas perlu dilakukan secara terus menerus sehingga internet memberi dampak yang positif.
“Sebenarnya kampanye ini bukan hanya kami lakukan pada bulan Ramadhan, tetapi momen Ramadhan yang banyak mengajarkan menahan hawa nafsu, adalah saat yang tepat untuk mengurangi penggunaan internet yang negatif,” kata Alex, di Jakarta, Selasa (7/6).
Alex menambahkan bahwa momen Ramadhan di era digital ini, adalah momen tepat untuk mengkampanyekan internet sehat dan cerdas.
''Kita ketahui banyak bukti korelasi antara tindakan negatif dan penggunaan internet yang tidak baik seperti pornografi, penipuan dan lain sebagainya. Bulan Ramadhan ini, ATSI mengajak seluruh pengguna mobile internet untuk menggunakan internet dengan cerdas,” kata Alex.
Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa, PDB per kapita tahun 2014 sebesar Rp 33,9 juta atau 2,500 dolar AS merupakan populasi layanan Facebook ke-4 terbesar di dunia dimana 75 persen melalui mobile , dan negara Twitter ke-3 di dunia dengan 385 tweet per detik.
Dengan profil digital yang begitu tinggi, timbul risiko dan dampak negatif yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia atas layanan internet apabila pemanfaatan layanan internet tidak dilakukan secara bijak.
'' Untuk menghindari atau meminimalkan dampak negatif dari penggunaan internet, Penyelenggara Telekomunikasi anggota ATSI, akan melakukan kampanye dengan berbagai sarana media,” tambah Alex.
Data dari Kementerian Kominfo menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada saat ini mencapai 82 juta orang dan berada pada peringkat ke-8 dunia. Dari jumlah tersebut, 80 persen diantaranya adalah remaja berusia 15-19 tahun.