Selasa 11 Oct 2016 07:18 WIB

Tips Terhindar Kejahatan Siber Perbankan

Nicolas Collery, Information Security Operations Officer di Bank DBS, memberikan gambaran tentang kejahatan siber dari perspektif organisasi keuangan di Kaspersky Lab Cyber Security Weekend, di Jimbaran Bali.
Foto: dok Kaspersky
Nicolas Collery, Information Security Operations Officer di Bank DBS, memberikan gambaran tentang kejahatan siber dari perspektif organisasi keuangan di Kaspersky Lab Cyber Security Weekend, di Jimbaran Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan Kaspersky, perusahaan penyedia jasa keamanan komputer asal Rusia, menyebut 20 persen nasabah bank tidak percaya bahwa bank sudah mengambil langkah yang cukup untuk melindungi data finansial nasabahnya. Kejahatan siber pada sektor finansial memang terbukti sudah menimbulkan kerugian di seluruh dunia.

Nicolas Collery, Information Security Operations Officer di Bank DBS, memberikan gambaran tentang kejahatan siber dari perspektif organisasi keuangan. "Para penjahat siber pada umumnya mengejar uang, sehingga membuat perbankan dan pelanggan mereka sering menjadi sasaran. Meskipun kami telah melakukan pekerjaan kami dalam mengamankan perimeter TI dan transaksi dari pihak perbankan, namun pengguna tetap saja menjadi bagian terlemah. Salah satu tujuan kami adalah untuk membuat mereka memahami informasi dengan baik dan berhati-hati terhadap ancaman yang bervariasi baik itu phishing surat  hingga ke Trojan mobile banking," ungkap Nicolas, dalam Kasperky Lab Cyber Security Weekend yang dihelat di Jimbaran, Bali, akhir pekan lalu.

Untuk terhindar dari kejahatan siber yang dapat merampok data dan uang yang tersimpan di bank, Nicolas memberikan sejumlah tips. Pertama adalah selalu memiliki sikap waspada. "Jangan berikan data personal atau informasi perbankan atau mengirimkan uang berdasarkan permintaan dari pihak lain yang tidak diminta oleh Anda," katanya.

Kedua, jangan pernah memberikan informasi pribadi yang bersifat sensitif kepada siapapun. Informasi ini termasuk memberikan login password lewat telepon atau surat elektronik. Kemudian jika langsung hubungi bank Anda bila menerima panggilan telepon yang meminta data perbankan atau telepon terkait permintaan pengiriman, termasuk dari situs tertentu.

Jangan pernah mengira para penyerang siber atau pelaku kejahatan siber di dunia finansial sebagai amatir. Kaspersky Lab menemukan hal sebaliknya saat menyelidiki aktivitas kelompok kejahatan siber Lurk di Rusia.

Di tahun 2013 Kaspersky Lab menemukan kalau ada sekelompok 15 orang yang berbuat kejahatan dunia maya. Kelompok ini menyediakan pengembangan malware dalam siklus penuh, termasuk pengiriman dan metode menghasilkan uang ketimbang pengembang software skala kecil. Kejahatan yang dilakukannya mencakup berinteraksi dengan sistem remote banking dan lainnya. Kemudian ada tim lain yang kerjanya menyokong para pengembang program bahkan mengetesnya di lingkugan yang berbeda-beda.

Tim botnet bahkan memiliki tim sendiri terdiri dari administrator, operator, manajer keuangan, dan mitra yang bekerja dengan bot lain melalui panel administrasi. Mereka bekerja memastikan komando kontrol server sekaligus melindungi dari upaya deteksi dan pencegahan aksi.

Sebanyak 5 persen dari pengguna global telah kehilangan uang secara daring sebagai akibat dari penipuan, dengan jumlah rata-rata kerugian mencapai 476 dolar AS atau sekira Rp 6,2 juta. Data dari Kaspersky Lab tersebut menunjukkan luasnya kemungkinan penjahat siber menyerang perusahaan atau institusi dengan tujuan mendapatkan keuntungan finansial darinya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement