REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jutaan serangan siber (cyber attacks) di internet terjadi setiap tahun di Indonesia seiring semakin tingginya penggunaan teknologi tersebut.
Pakar Keamanan Siber yang tergabung dalam Indonesia Honeynet Project Charles Lim saat seminar 'Security Emergency Response Awareness" ke-3 yang bertema Next Generation Global Cyber Attack Readiness di Jakarta, Rabu (19/10), mengatakan serangan siber juga semakin canggih.
Berdasarkan data 20 honeypot yang ditempatkan oleh Indonesia Honeynet Program di Sumatera, Jawa, dan Bali terdeteksi lebih dari 1,1 juta serangan pada 2016. Dari jumlah tersebut, serangan malware, sebuah program yang diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu untuk mencari celah kesalahan di dalam software atau operating system, mencapai lebih dari 241 ribu, katanya.
Pakar Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Gunadarma I Made Wiryana dalam kesempatan tersebut menyatakan salah satu lubang yang digunakan untuk serangan internet adalah penggunanya yang seringkali abai terhadap resiko keamanan.
Ia mengatakan, pengguna dapat berbuat kesalahan yang berbahaya. Meskipun mereka sadar adanya resiko keamanan, namun seringkali tidak memahami bagaimana dampak terhadap dirinya. "Orang adalah titik lemah, untuk itu mereka harus menyadari aspek sekuriti dari apa yang mereka lakukan," katanya.
Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan keamanan internet merupakan sebuah upaya terus menerus dan tanpa henti seiring dengan kemajuan teknologi. Untuk itu peningkatan kemampuan dalam menangkal serangan dibutuhkan terus-menerus.