REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Donald Trump resmi menjadi Presiden Amerika Serikat. Namun, kebiasaannya nge-Tweet belum juga hilang.
Padahal dia sudah menjadi presiden saat ini walaupun belum resmi dilantik. Bahkan setelah 48 jam terpilih, dia kembali ke platform media sosial favoritnya. "Kita telah melakukan pemilihan presiden terbuka dan sukses. Sekarang para professional protes menyerang dengan media yang juga melakukan protes. Sangat tidak adil! Tulisnya dalam akun resminya Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 11 November 2016 lalu.
Tweet terakhir malam lalu berisikan keluhannya terhadap pelaku protes yang damai, menyebut mereka penipu dan menyalahkan media seperti yang berisi tentang semua tweet-nya. Ada ketidaksabaran, membela diri, bahkan dan keluhan.
Ini bukan tweet pertama Donald Trump setelah resmi menang. Trump nge-tweet beberapa pikiran atau hal yang cukup hangat dan jelas bahagia setelah menutup pemilihan suara. Dia juga membuat sebuah tweet yang membesarkan hati. Seperti yang terlihat seperti sebelumnya dalam sebuah pertemuan produktif dengan Presiden Barack Obama.
Ada beberapa pertanyaan tentang apa yang terjadi pada hubungan Trump dengan Twitter. Apakah akan terus berlanjut seperti saat ini atau mulai berkurang. Mungkin Trump harus mengisi kembali Twitter, terutama dia mulai memiliki keamanan tingkat tinggi sebagai seorang presiden. Akan tetapi, dia diharapkan lebih meninjau ulang apa yang akan dia tuliskan, mengingat pada 20 Januari 2017 mendatang dirinya resmi dilantik sebagai presiden AS.
Seperti dilansir dari laman Mashable, Senin (14/11), Trump dinilai tidak bisa seketika menghentikan semua tweet-nya segera. Tapi pelantikannya pada 20 Januari mendatang, dia akan mulai berperan sebagai Presiden Amerika Serikat. Dan pada saat itu, cuitannya mulai diawasi.