Senin 21 Nov 2016 08:43 WIB

Hadapi Persaingan Global, Siswa Diajak Berpikir STEAM

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Pendidikan Abad 21 yang juga Presiden Direktur PT Eduspec Indonesia, Indra Charismiadji mengatakan, tantangan kurikulum pendidikan di Indonesia semakin dinamis. Indonesia harus lebih peka dalam membuat kerangka pendidikan yang strategis guna menjawab kompetisi global abad 21 yang sarat dengan perkembangan teknologi dan informasi.

"Kompetisi global abad 21 harus dijawab dengan kerangka computational thinking. Computational thinking merupakan dasar pengembangan metode pembelajaran science, technology, engineering, arts and math (STEAM), sebuah metode pembelajaran efektif yang menggabungkan empat bidang utama yaitu, sains, teknologi, matematika, serta teknik," katanya, Ahad (20/11).

Computational thinking dipercaya mampu mendukung generasi muda Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan baik di dunia pendidikan maupun persaingan kerja di masa depan. Metode STEAM mengajak siswa untuk mengintegrasikan mata pelajaran dan mengkorelasikannya dengan kehidupan sehari-hari.

"Proses pembelajaran melibatkan tujuh keahlian utama bagi siswa abad 21 yaitu  kolaborasi, kreatif, berpikir kritis, komputerisasi, pemahaman budaya, dan mandiri dalam belajar serta berkarir. Diharap siswa siap dalam menghadapi persaingan global," ujar Indra.

Materi kurikulum STEAM saat ini, kata dia,  telah dipersiapkan untuk diterapkan di sekolah-sekolah dalam negeri. Kurikulum tersebut juga mengajarkan anak didik tentang computational thinking. "Artinya siswa bukan sekadar belajar menekan tombol, melainkan belajar memecahkan masalah dengan teknologi, atau berpikir laiknya komputer," ujarnya.

Salah satu institusi pendidikan yang mengimplementasikan Pendidikan Abad 21 adalah Sampoerna Schools System melalui Sampoerna Academy dan Sampoerna University. Pendekatan STEAM yang diterapkan Sampoerna Schools System  adalah representasi Pendidikan Abad 21 yang mengedepankan pendidikan project-based learning. Siswa didorong untuk berpikir kreatif, analitis, dan berfokus pada solusi. "Kualitas-kualitas yang dibutuhkan individu untuk dapat berkompetisi di masa depan," kata Indra.

Head of Student Life Sampoerna University, Eddy Henry mengatakan, computational thinking merupakan sebuah pendekatan yang diyakini dapat menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan masa depan dengan lebih cermat dan terukur. Melalui penerapan STEAM sebagai implementasi computational thinking di Sampoerna Academy dan Sampoerna University pihaknya bertekad untuk mempersiapkan generasi penerus yang work-ready dan world-ready.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement