REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan serangan ransomware WannaCry berdampak pada 12 institusi di Indonesia. Namun hal itu belum dapat dipastikan.
"Laporan yang kami terima ada sekitar 12 institusi yang masuk dan terkonfirmasi, namun bisa saja itu lebih," kata Rudiantara usai berpidato di acara wisuda Universitas Muhammadiyah, Malang, Sabtu (20/5).
Ia mengatakan institusi yang komputernya terdampak tersebar di Jakarta dan sejumlah daerah, termasuk Sulawesi dan antara lain bergerak di bidang perkebunan, manufaktur, kesehatan, pendidikan, dan layanan umum seperti Samsat.
"Namun secara umum tidak signifikan dibanding dengan negara-negara lain, ini karena bantuan media-media yang secepatnya dan terus menerus mengingatkan kepada masyarakat," katanya.
Rudiantara mengatakan bahwa meski sudah bebas dari dampak WannaCry namun Indonesia belum sepenuhnya aman dari serangan virus komputer, masih enam sampai delapan jenis virus yang beredar.
"Virus yang masih mengintai itu tidak separah WannaCry, dan itu masih ada dan bergentayangan, dari ribuan tinggal ratusan yang ada di Indonesia," katanya.
Oleh karena itu dia menyarankan warga mengantisipasi ancaman dengan rutin mengganti kata sandi masuk akun surel dan pin ATM. "Lakukanlah secara reguler backup data kemudian pembaruan software atau mengunduh anti virus dengan versi terbaru," katanya.