REPUBLIKA.CO.ID,KALIFORNIA -- Musim panas lalu, Google berjanji berhenti memindai Gmail pengguna untuk kata kunci yang membantu mereka dalam beriklan. Tapi, menurut The Wall Street Journal, perusahaan teknologi raksasa ini masih mengizinkan pengembang aplikasi memindai kotak masuk Gmail.
Dilansir di Engadget, Rabu (4/7), salah satu perusahaan yang memanfaatkan fitur ini adalah Return Path Inc. perusahaan yang mengumpulkan data pemasaran dari orang-orang yang mendaftar pada aplikasi gratis perusahaan tersebut dapat memindai dan menganalisis sekitar 100 juta email tiap hari.
Laporan dari Wall Street Journal juga mengatakan, sistem komputer melakukan sebagian besar pekerjaan ini. Tapi, para karyawan juga dapat membaca sekitar 8.000 email untuk membantu melatih perangkat lunak. Karyawan Edison Software juga meninjau email ratusan penggunanya untuk membuat fitur baru dalam aplikasi seluler yang mampu membaca dan mengatur email.
Return Path Inc dan Edison Software menjlaskan, praktik ini sudah tercakup dalam perjanjian dengan pengguna. Para karyawan juga memiliki aturan ketat terkait apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan terhadap email pengguna.
Wall Street Journal tidak menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan ini menyalahgunakan data yang mereka kumpulkan. Tapi, kenyataan ini tetap menjadi sebuah pukulan bagi pengguna yang sudah mempercayakan datanya kepada Google dan Facebook. Terlebih, mereka selalu mengatakan akan melindungi data para penggunanya.
Kepada Wall Street Journal, Google menjelaskan, mereka sudah mencari mitra untuk memastikan pembatasan pemanfaatan data pengguna. Google mengklaim, mereka hanya menggunakan data yang memang sudah disepakati pengguna untuk dibagikan melalui persetujuan privasi. Beberapa pengujian internal juga telah dilakukan untuk memastikan batasan ini.