Rabu 26 Sep 2018 14:14 WIB

Kemenpora Gelar 80 Jam Pelatihan IT Digital

Kegiatan ini menghasilkan lima prototipe program aplikasi berbasis web dan mobile.

Kemenpora
Foto: Kemenpora
Kemenpora

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenpora RI telah membuktikan kemampuan para pemuda Indonesia di bidang teknologi informasi (IT). Bertempat di Teater Pemuda, Wisma Kemenpora RI,  demo Prototipe Aplikasi hasil pelatihan IT Digital yang telah dilaksanakan selama 80 jam oleh Kementerian Pemuda Olahraga Republik Indonesia melalui Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda.

Kegiatan ini akhirnya menghasilkan lima prototipe program aplikasi berbasis web dan mobile. Program Pelatihan Pengembangan IT Digital ini diselenggarakan oleh Kemenpora bekerja sama dengan Dilo Jakarta dan Diginova Kreasi Indonesia.

Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda, Djunaedi,  mengatakan diadakannya program ini adalah untuk menyaring talenta pemuda-pemuda usia pemula (16-17 tahun) yang berbakat dan memiliki minat dalam dunia IT Digital. Dunia IT Digital yang dimaksud di sini adalah penguasaan kemampuan pengembangan aplikasi IT baik berupa aplikasi berbasis web maupun mobile. 

"Dalam program ini, para pemuda yang menjadi peserta telah diberikan pembekalan dalam membuat sebuah aplikasi web maupun mobile yang tentunya berguna untuk menunjang peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia yang menjadi target dari Kemenpora," katanya dalam siaran persnya, Rabu (26/9).

Djunaedi mengungkapkan, pelaksanaan program pelatihan ini dilaksanakan selama 80 jam dimulai dari pembekalan teori mengenai desain thinking, manajemen proyek, dasar topologi dan keamanan jaringan komputer, kemampuan dasar pemrograman web, mobile, service dan perancangan database. Selain itu, dalam pelatihan ini juga peserta diberikan praktek pengembangan aplikasi secara khusus sebagai dasar peserta untuk merancang dan mengembangkan aplikasi prototipe yang telah ditentukan. 

"Peserta juga diberikan motivasi dan penumbuhan karaktek agar senantiasa menjadi individu yang memiliki pikiran positif dan daya juang yang tinggi. Untuk menunjang pemasaran prototype yang telah dikembangkan peserta juga dilatih dengan kemampuan presentasi dan personal branding," kata Kepala Bidang Teknologi Informasi Asiten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda, Hardyanto. 

Sebanyak 32 orang pemuda hasil assestment peserta pelatihan membuktikan kemampuannya menciptakan lima buah aplikasi prototype dalam bentuk aplikasi web dan mobile. Yang pertama adalah Nongkrongin.ID, yaitu sebuah portal yang berisi database komunitas pemuda dan komunitas olahraga yang ada di Indonesia. Yang menjadi fitur andalan portal ini adalah pengunjung aplikasi dapat dengan mudah menemukan komunitas pemuda atau komunitas olahraga yang ada di sekitar lokasi dia berada. Portal ini memanfaatkan teknologi Google Maps untuk mendeteksi lokasi.

Kedua, Dongeng.in, yaitu portal aplikasi yang tercipta berawal dari kekhawatiran para pemuda yang tergabung dalam tim mengenai konten video dan film yang saat ini kurang bersahabat terhadap anak dan remaja. Mereka kemudian berinisiatif untuk membuat sebuah portal video yang aman bagi anak dan remaja. Yang menjadi unggulan dari portal ini adalah dapat diintegrasikan dengan big data sehingga dapat memunculkan konten video sesuai dengan profil dan perilaku pengunjung serta waktu kunjungan.

Ketiga, Jahit.IN , yaitu aplikasi mobile yang menjadi wadah bagi para komunitas pemuda yang bergerak di bidang fashion khususnya penjahit dan konveksi. Aplikasi ini dapat memunculkan list dari pengusaha muda di bidang fashion yang ada di sekitar kita. Aplikasi juga dilengkapi dengan fitur chat untuk memudahkan komunikasi antar pengguna aplikasi.

Keempat, E-Attendance, yaitu aplikasi pencatat kehadiran berbasis mobile yang dapat dimanfaatkan oleh institusi baik institusi pemerintah maupun institusi swasta untuk dapat melakukan pengelolaan kehadiran para pegawainya. Aplikasi ini memanfaatkan fitur gps yang ada di smartphone digabungkan dengan teknologi peta digital dari Google. Untuk menghindari kecurangan, selain metode keamanan yang telah diterapkan dalam aplikasi ini juga ditunjang dengan adanya laporan ke atasan langsung pegawai secara realtime berupa notifikasi maupun reporting.

Kelima, Cafetaria.id, yaitu aplikasi yang tercipta yang berawal dari kesulitan menemukan makanan-makanan tradisional yang saat ini mulai ditelan oleh kemajuan zaman. Dengan adanya aplikasi ini bertujuan untuk membuat sebuah wadah dalam bentuk marketplace untuk para pedagang makanan tradisional tersebut. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemasaran para pedagang makanan tradisional yang otomatis akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pedagang. Selain itu juga turut melestarikan makanan-makanan tradisional yang telah diwariskan dari generasi pendahulu kita.

Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya menyampaikan, bahwa pelatihan ini untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya terhadap peningkatan kreativitas dan kemampuan pemuda di bidang IT yang secara tidak langsung akan menjadi motor penggerak pencapaian target dari indeks pembangunan pemuda Indonesia yang telah ditetapkan. Dan kita bangsa Indonesia membuktikan, bahwa hanya dalam waktu 80 jam, para pemuda mampu menciptakan aplikasi berbasis web dan mobile. 

Akbar, salah satu peserta mengatakan bahwa, merasa beruntung mendapatkan ilmu yang sangat berguna, dan berharap agar Kemenpora terus menerus melakukan upaya-upaya dalam memberikan pelayanan kepemudaan di bidang IT.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement