Senin 26 Nov 2018 20:13 WIB

5G Berpotensi Percepat Transformasi Industri di Indonesia

Augmented Reality bisa mengubah industri pendidikan dan perawatan kesehatan

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jaringan 5G ilustrasi
Foto: BBC
Jaringan 5G ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi 5G dianggap mewakili evolusi teknologi seluler utama yang dapat membuka kemungkinan dan aplikasi baru. Jaringan 5G dinilai dapat memainkan peran utama dalam transformasi digital di Indonesia. 

Arief Musta'in, Director & Chief Innovation Officer Indosat Ooredoo melihat 5G memiliki potensi untuk mempercepat transformasi digital di berbagai industri di Indonesia. Jaringan 5G bisa memberdayakan konsumen dengan pengaplikasian yang inovatif. 

"Kesiapan 5G tertanam dalam visi kami dalam upaya membangun jaringan berkualitas video yang kompetitif," kata Arief di Jakarta, belum lama ini.

Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Ericsson dengan bangga mempertunjukkan demonstrasi contoh kasus penggunaan 5G, terutama pengalaman 3D Augmented Reality pertama di Indonesia. Ini akan memungkinkan inovasi dalam berbagai industri, seperti pendidikan dan perawatan kesehatan.

Kerjasama ini juga dalam rangka merayakan ulang tahun Indosat Ooredo yang ke-51. Kedua perusahaan menyoroti dua demo utama, yaitu test bed untuk 5G dan 3D-AR (Augmented Reality).

Kecepatan 5G test bed mencapai 10 Gb ps per UE (User Equipment) dari total 20 Gb ps, yang berarti jauh lebih cepat daripada LTE. 5G test bed juga memiliki beam tracking sebagai salah satu kemampuan unggulan 5G yang memungkinkan kapasitas serta kinerja yang lebih tinggi. 

Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan streaming video 4K ke UE melalui radio 5G. Sementara itu, 3D-AR (Augmented Reality) menghadirkan pengalaman dan interaktivitas yang mendalam dengan objek virtual. Demo 3D-AR  membawa peserta melihat dan berinteraksi dengan objek virtual yang terlihat hidup seperti anatomi manusia fotorealistik dan gambar 360 derajat dari planet Bumi. 

Pengalaman yang mendalam ini dilakukan secara real-time kepada audiens yang lebih luas melalui 5G. Augmented Reality memiliki potensi yang sesuai untuk kasus penggunaan pada perusahaan serta pengaplikasiannya pada konsumen. Contoh industri yang akan mendapat manfaat dari Augmented Reality, menurutnya, termasuk industri jasa yang menyediakan bantuan jarak jauh, perawatan kesehatan, pendidikan dan ritel.

Selain menampilkan 5G test bed dan 3D-AR, baik Indosat Ooredoo maupun Ericsson juga menghadirkan demo lain, seperti; 5G deployment considerations dan connected drones yang dapat diuji coba dari jarak yang lebih jauh atau dengan jalur penerbangan yang telah ditentukan sebelumnya. 

Untuk melakukan itu, diperlukan konektivitas 5G nirkabel berlatensi rendah yang andal. Pada demo ini, drone nano terbang di atas model 3D-kota. Ada juga LAA, yang merupakan solusi untuk hotspot berkapasitas tinggi (misalnya di bandara, stadion, pusat perbelanjaan), yang menggunakan spektrum unlicense untuk meningkatkan kecepatan/kapasitas tambahan untuk LTE dan kemungkinan koeksistensi dengan WiFi. Yang terakhir di demo adalah NB-IoT yang akan dipakai untuk berbagai kasus penggunaan oleh Indosat Ooredoo.

Jerry Soper, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, percaya bahwa 5G akan memainkan peran utama dalam transformasi digital di Indonesia. Ericsson bekerja sama dengan Indosat Ooredoo untuk meningkatkan jaringan dan teknologi untuk para pelanggan. 

"Kami berharap bahwa demonstrasi ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat 5G untuk kehidupan kita, dan bagaimana Ericsson dan Indosat Ooredoo akan terus bekerja sama untuk membawa kemampuan terbaik kita untuk meningkatkan kualitas jaringan di Indonesia,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement