Selasa 23 Jul 2019 17:18 WIB

Oorth Dukung Halal Digital, Seperti Apa?

Oorth mengembangkan algoritma yang mencegah munculnya konten bermuatan negatif.

Pendiri & CEO Oorth, Krishna Adityangga, berhasil mendapat penghargaan sebagai “Solo Marketing Champion 2019” dari MarkPlus Inc bidang Cretive Economy pada acara Indonesia Marketeers Festival (IMF) 2019 di The Sunan Hotel Solo, Selasa (9/7).
Foto: Oorth
Pendiri & CEO Oorth, Krishna Adityangga, berhasil mendapat penghargaan sebagai “Solo Marketing Champion 2019” dari MarkPlus Inc bidang Cretive Economy pada acara Indonesia Marketeers Festival (IMF) 2019 di The Sunan Hotel Solo, Selasa (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO dan Founder Oorth, Krishna Adityangga mendukung halal value chain. Menurut Krishna, halal value chain adalah goal dari sebuah evolusi bisnis yang berlaku di pasar global.

Label halal tidak lagi sekadar halal on food (halal pada makanan). Lebih jauh, halal menjadi sebuah gaya hidup yang sedang menjamur di masyarakat. Selain itu, Implementasi halal juga dilakukan pada berbagai sektor industri, seperti pada sektor keuangan, fashion, dan pariwisata.

Baca Juga

“Negara-negara dengan mayoritas penduduk non-muslim pun coba menerapkan halal lifestyle, seperti di negara Thailand, Singapura, Jepang, Korea, China, Taiwan, Australia, dan Selandia Baru. Sejak dua tahun lalu, negara-negara tersebut sudah mengeluarkan buku panduan halal, khususnya diperuntukkan bagi para wisatawan,” kata Krishna.

Halal value chain menjadi indikator dalam perkembangan bisnis halal yang kini jadi tren di masyarakat. Ekosistem halal value chain secara digital sedang dikembangan oleh Bank Indonesia (BI). Banyak perusahaan dan pelaku bisnis halal yang menyampaikan kesiapannya dalam mewujudkan program dari BI tersebut.

Pengembangan halal value chain ini punya alasan. Hingga saat ini, Indonesia memiliki 222 juta jiwa penduduk yang beragama muslim, yang merupakan pasar potensial untuk produk halal. Saat ini label halal tidak lagi sekedar halal on food (halal pada makanan). Lebih dari itu, masyarakat membutuhkan adanya kepastian halal pada berbagai aspek kehidupan.

Perkembangan media dan komunikasi juga tidak luput dari salah satu elemen vital ekosistem halal value chain. Pesatnya arus informasi dan perkembangan media harus terus diawasi secara bijak. Namun, seiring perkembangan tersebut, justru banyak bermunculan efek negatif, seperti ujaran kebencian, pelecehan, serta konten sara dan pornografi.

Sebagai produk komunikasi dalam wujud aplikasi komunitas, Oorth berbagi informasi positif terkait kebutuhan seluruh penggunanya. Kedepannya, Oorth mengembangkan algoritma yang mencegah munculnya konten bermuatan negatif, seperti sara, pornografi, dan provokatif.

“Oorth akan berkontribusi untuk mewujudkan halal value chain di Indonesia. Kami punya fitur yang ramah untuk pengguna, baik user personal dan komunitas. Termasuk di dalamnya ada fitur zakat online yang mendapat rekomendasi langsung dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Oorth akan menjamin segala aktifitas di dalam aplikasi selalu dalam koridor kebaikan” ucap Krishna.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement