REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengusaha Rusia yang tergabung dalam Asosiasi untuk Kedaulatan Teknologi (Association for Exports of Technological Sovereignty/ASSETS) menjajaki peluang kerja sama mengembangkan teknologi siber di Indonesia lewat lokakarya yang diadakan di Jakarta, Selasa (10/9). Menurut Kepala ASSETS Andrey Bezrukoz yang ditemui di sela-sela acara, keamanan siber merupakan sektor yang penting jadi perhatian karena ancaman dunia maya (cyber threats) dapat merongrong kedaulatan suatu negara.
"Dalam pertemuan ini, kami menawarkan dua bidang kerja sama. Pertama, keamanan siber karena Rusia punya teknologi cukup maju dalam pengembangan bidang tersebut. Apalagi, saat ini ancaman siber jadi perhatian seluruh pihak," kata Bezrukoz yang juga merupakan ketua delegasi enam perusahaan Rusia.
Bezrukoz menjelaskan keamanan siber saat ini telah menjadi kebutuhan nyaris seluruh perusahaan di berbagai sektor bisnis, mulai dari jasa, perbankan, manufaktur, komunikasi dan informasi, eksplorasi minyak dan gas, hingga pemerintahan.
"Bidang kerja sama kedua yang kami tawarkan juga teknologi pemerintahan pintar, E-Government atau Smart Government. Rusia punya teknologi maju dalam tata kelola pemerintahan yang telah menggunakan IoT (Internet of Things)," kata dia.
Menurut Bezrukoz, ibu kota Rusia, Moskow, merupakan satu dari sedikit kota di dunia yang telah menggunakan teknologi pemerintahan pintar. "Teknologi pemerintahan pintar ini tidak hanya mengatur tata kelola administrasi, lalu lintas kendaraan, tetapi juga arus informasi dan komunikasi, serta bidang lainnya," tambah dia.