REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Metropolitan Seoul mengumumkan rencana untuk menjadikan ibukota Korea Selatan itu menjadi 'Free Wi-Fi City' pada 2020 mendatang. Nantinya, seluruh fasilitas publik di Seoul akan menyediakan jaringan WiFi gratis bagi siapapun.
Selain itu, kota ini juga berupaya memperluas penggunaan internet dalam layanan lainnya, seperti smart parking system dan layanan keselamatan. Tak tanggung-tanggung, pemerintah kota Seoul dikabarkan akan menginvestasikan 102,7 miliar won atau sekitar Rp 1,2 triliun untuk proyek Smart Seoul Network ini.
Program ini secara langsung akan menawarkan layanan internet nirkabel kepada warga dan pengunjung, daripada mengandalkan jaringan perusahaan telekomunikasi. Namun layanan ini tidak menyangkup fasilitas seperti sekolah, pabrik, ataupun pemukiman.
Pada 2011, Seoul sudah mulai menyediakan Wi-Fi gratis, mulai dari gedung bertingkat, perkantoran, pasar, hingga taman. Lee Weon-mok, seorang pejabat yang bertanggung jawab atas proyek Smart Seoul Network mengatakan, layanan Wi-Fi publik di Seoul saat ini sudah mencangkup 31 persen, dan akan terus ditingkatkan hingga 100 persen.
Pemerintah Kota Seoul juga berencana untuk menyiapkan 23.750 titik akses nirkabel pada 2022, atau tiga kali lipat dari jumlah saat ini, yaitu 7.420. Dengan harapan penduduk Seoul maupun pelancong dapat merasakan layanan internet dimanapun dan kapanpun.
Selain itu, Pemerintah Seoul mengatakan, jaringan Wi-Fi ini nantinya akan dilengkapi dengan teknologi "WiFi 6", yang lebih mutakhir dari standar jaringan Wi-Fi generasi saat ini. Upaya ini dilakukan untuk menjaga kecepatan internet, stabilitas dan keamanan, mengesampingkan stereotip bahwa Wi-Fi gratis berarti kualitas rendah.
Menurut Kementerian Ilmu Pengetahuan dan TIK, ada jurang dalam penggunaan data bulanan seluler antara pelanggan dengan paket data tanpa batas dan pelanggan dengan paket terbatas lebih dari 20 gigabita. Maka, ketika proyek Free Wi-Fi City ini terwujud, Seoul berencana akan memotong biaya ponsel tahunan. Proyek ini juga akan memungkinkan pemerintah daerah untuk menawarkan berbagai layanan terkait IOT.
Sistem parkir bersama berbasis IoT akan membantu pengguna smartphone memeriksa ketersediaan di tempat-tempat publik. Teknologi ini juga akan berguna untuk melacak warga negara senior dan anak-anak yang hilang.
Melalui IoT, semua objek berwujud terhubung ke internet dan dapat mengidentifikasi diri mereka ke perangkat lain untuk bertukar data, dengan smartphone memainkan peran penting dalam pengelolaan perangkat lain.