REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna Facebook kini tak perlu khawatir jika ingin memberitahukan dan menyebarkan suatu kejadian dalam situasi krisis. Kini, Facebook memperluas jangkauan fitur 'Crisis Response'-nya yang mempermudah orang-orang meminta bantuan secara cepat.
Menurut USA Today pada awal pekan ini, raksasa jejaring sosial itu memperluas jangkauan fitur 'Crisis Response' ke platform WhatsApp. Dengan begitu, pengguna Facebook tetap bisa mengabarkan informasi kepada teman dan keluarga meski mereka berada di wilayah krisis yang buruk konektivitas sinyalnya. Mereka bisa menggunakannya melalui WhatsApp yang banyak digunakan di negara-negara seperti India dan Brasil.
Sebelumnya pengguna yang berada di wilayah bencana atau wilayah krisis lainnya, hanya dapat menginformasikan dan meminta bantuan melalui Facebook dan aplikasi Messenger-nya. ''Namun sekarang beberapa fungsi serupa bisa digunakan melalui WhatsApp,'' menurut TechCrunch.
“Memperluas alat dan widget tersebut ke WhatsApp akan sangat bermanfaat, karena mungkin itu satu-satunya alat pengiriman pesan yang dapat diakses ketika darurat,” jelas Emily Dalton Smith, Kepala Produk Bidang Sosial Facebook, kepada Mashable.
Facebook juga akan menambahkan informasi tentang rute perjalanan dan populasi wisatawan ke peta bencana. Informasi tersebut bisa jadi bahan rujukan bagi organisasi tanggap darurat untuk mengirimkan petugas medis.
Selama bertahun-tahun, Crisis Response-nya Facebook telah menjadi landasan utama sebagai alat yang membantu menjaga teman dan keluarga tetap terhubung selama krisis seperti banjir, gempa bumi, dan penembakan massal. Misalnya, fitur 'Pemeriksaan Keamanan' memungkinkan penggunanya memberi tahu orang lain bahwa mereka aman selama atau setelah bencana. Dan, fitur 'Penggalangan Dana' memungkinkan orang menyumbangkan uang ke daerah bencana dan orang yang membutuhkannya.
Jadi, bagi Anda yang tinggal di daerah terpencil dan rawan bencana, Anda sekarang bisa melaporkannya dengan mudah melalui Whatsapp karena telah terhubung dengan Facebook yang nantinya bisa disebarluaskan ke berbagai belahan dunia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika