REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kementerian Kesehatan diminta untuk adil dalam mengevaluasi riset Warsito dan PT Edward Technology. Hal ini diungkapkan Kepala Laboratorium Neuroscience Edward Technology, Rizki Edmi Edison mengingat temuan Warsito akan dievaluasi dalam waktu sebulan ini.
"Harapan agar Kemenkes melakukan evaluasi secara fair dalam koridor ilmiah," ujar Rizki di C-Care Riset Kanker Serpong, Kota Tengerang, Senin (7/12).
Menurut Rizki, Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) brain bisa digunakan untuk mengamati aktivitas otak secara infasif. Alat ini juga bisa dipakai tanpa radiasi dan mampu mendetekai penyakit otak seperti tumor secara cepat. Menurut dia, terdapat harapan besar dari teknologi pencitraan otak ini untuk digunakan di Indonesia.
Kilas balik Wasito hingga temukan alat detektor kankerw
Rizki menyebutkan salah satu contoh pemanfaatan teknologi Empat Dimensi (4D) Brain ECVT di bidang kesehatan ini. Pemanfaatan ini mampu mendeteksi sumber kejang pada penyakit epilepsi. Hal ini jelas menjadi langkah awal yang sangat penting untuk tindakan bedah epilepsi.
Menurut dia, medan listrik yang dihasilkan 4D Brain ECVT mampu memonitor aktivitas otak. Bahkan, lanjut dia, hingga sisi dalam otak. Hal ini berbeda dengan scalp Elektro Enselo Grafi (EEG) yang hanya bisa memonitor aktivitas otak bagian terluar.
Dengan adanya kondisi ini, Rizki menekankan perlunya dukungan pemerintah dan dunia medis dalam penelitian ini. Sehingga, dia melanjutkan, bisa menyediakan teknologi pencitraan otak berbiaya murah hingga di tingkat Puskesmas.