Rabu 13 Jan 2016 15:11 WIB

Kotoran Beku Manusia Berpotensi Jadi Penurun Berat Badan?

Rep: c25/ Red: Dwi Murdaningsih
Menghindari beragam makanan manis memang sulit, tapi harus dilakukan jika ingin diet berhasil.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menghindari beragam makanan manis memang sulit, tapi harus dilakukan jika ingin diet berhasil.

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak cara bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan. Pergi ke gym atau berolahraga memang terdengar lebih baik dari mengonsumsi kotoran orang lain. Namun, itulah metode yang disetujui untuk diteliti tahun ini.

Dilansir dari Science Alert, Rabu (12/1), laporan menunjukkan dalam beberapa kondisi, pil berisi kotoran lebih efektif daripada antibiotik.

Percobaan acak akan dimulai tahun ini dan dilakukan oleh para peneliti di Massachusetts General Hospital. Massachusetts General Hospital merupakan rumah sakit pendidikan terbesar dari Harvard Medical School, dan pusat penelitian biomedis di Boston.

Berdasarkan penelitian, terkuak bakteri dan donor kotoran dapat melawan infeksi yang telah berakar dalam sistem pencernaan. Para peneliti, akan menguji apakah pil kotoran ini bisa menjadi pilihan pengobatan yang layak untuk menurunkan berat badan di masa depan.

"Transplantasi mikrobiota feses (FMT) mengirim bakteri usus oleh tinja dari orang kurus dan sehat untuk orang dengan obesitas," kata para peneliti.

Sampel kotoran dari pendonor yang kurus dan sehat akan dibekukan, lalu diberikan kepada 21 pasien obesitas selama pengujian.

Di luar penelitian, berkembang kabar kalau perlakukan semacam ini memang bisa membantu penurunan berat badan, serta berbagai gangguan metabolisme lain. Maka itu, penelitian ini harus memberikan informasi lebih banyak tentang potensi pil berisikan kotoran ini.

Salah seorang peneliti utama, Elaine Yu, mengaku tim uji klinis tidak bisa memperkirakan hasil yang akan didapat dari tahap ini. Namun, ia meyakini para peneliti harus bisa belajar lebih banyak tentang mikroba dalam tubuh dan bagaimana mereka memengaruhi tubuh manusia.

Pendonor akan secara hati-hati disaring untuk memastikan mereka dan kotoran mereka yang dijadikan sampel benar-benar sehat. Pengobatan akan berlangsung selama sekitar tiga bulan dan mungkin akan diteruskan selama satu tahun atau lebih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement