Rabu 20 Jan 2016 18:15 WIB

Nyamuk Rekayasa Genetika Cegah Penyebaran Virus Zika

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Nyamuk aedes albopictus
Foto: .
Nyamuk aedes albopictus

REPUBLIKA.CO.ID, PIRACICABA -- Negara di Amerika Selatan sedang berjuang mencegah penyebaran virus Zika yang kerap dikaitkan dengan lonjakan baru cacat saat lahir termasuk mikrosepalus. Kondisi ini membuat bayi memiliki ukuran kepala lebih kecil dari kepala normal dan otak mereka tak berkembang dengan baik.

Dilansir The Guardian, pada Selasa (20/1), perusahaan Oxitec mengatakan uji coba telah dilakukan pada April 2015. Saat itu peneliti melepaskan nyamuk jantan steril hasil rekayasa genetika. Hasilnya uji coba ini berhasil mengurangi berbagai jentik nyamuk yang mentransmisi penyakit sebesar 82 persen pada akhir tahun.

Nyamuk yang dimodifikasi secara genetik tak menyebarkan penyakit karena hanya betina yang menggigit. Virus ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti yang juga menularkan demam berdarah dan chikungunya.

Pengujian dilakukan di kota Piracicaba, Sao Paolo. Departemen kesehatan kota tersebut telah mengkonfirmasi tes dan hasilnya.

Penasihat teknis untuk American Mosquito Control Association, Joseph Colon, mengatakan uji coba ini tak 100 persen efektif. Tapi menurutnya jika diizinkan untuk melanjutkan lebih maksimal, itu akan mengurangi populasi nyamuk yang mampu menularkan penyakit dengan efek minimal terhadap linkungan. Dia menambahkan, Aedes aegypti sangat sulit untuk dikontrol dengan metode semprot konvensional seperti dengan truk atau semprotan udara.

Amerika Serikat telah melaporkan kasus pertama bayi lahir dengan cacat terkait virus ini. Departemen kesehatan Hawaii mengatakan, bayi tersebut kemungkinan tertular penyakit saat berada di Brasil pada 2015 dan menularkannya pada anaknya saat berada di rahim.

Di Brasil, kementerian kesehatannya mengatakan sebagian besar dari 3.530 bayi lahir dengan mikrosepalus sejak Oktober 2015. Mereka terkonsentrasi di wilayah miskin. Kekhawatiran tentang Zika mendorong penduduk di kota kaya seperti Rio de Janeiro dan Sao Paulo untuk menyiapkan persediaan obat nyamuk.

 

Baca juga: 'Jika Kim Jong-un tidak Aneh, Dia tak akan Jadi Penerus Ayahnya' 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement