REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ocean Dream Samudra (ODS) Ancol mengadakan acara pengamatan efek gerhana matahari total (GMT) terhadap perilaku lumba lumba. Kegiatan itu diikuti bersama puluhan pelajar berusia anak-anak sekaligus Perwakilan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Hagi Yulia Sugeha.
Dokter khusus lumba-lumba ODS, Yus Angoro Saputra mengatakan tak ada persiapan khusus dalam memperlakukan lumba-lumba selama GMT berlangsung. Sehingga ia mengajak peneliti LIPI untuk mengamati perilaku lumba-lumba saat GMT agar ketika peristiwa serupa terjadi bisa diambil tindakan persiapan.
"Nggak ada persiapan khusus. Kita kan persiapan juga (untuk pengamatan), maka kita kerja sama dengan LIPI, kita adakan acara pengamatan, walaupun sederhana. Paling tidak kita akan tahu adanya perubahan walau tidak signifikan," katanya kepada wartawan pada Rabu, (9/3) pagi.
Ia menyebut ada setidaknya 25 lumba-lumba yang terdapat di ODS. Namun hanya empat lumba-lumba yang diamati bernama Spekta, Wangsit, Kunto, dan Wongso. Keempat lumba-lumba itu berusia sekitar tujuh tahun.
Sedangkan lumba-lumba lainnya tak bisa ditampilkan karena sedang dalam proses pembiakan, hamil dan digunakan untuk terapi anak berkebutuhan khusus. Ia merasa keempat lumba-lumba itu dalam kondisi sehat saat GMT berlangsung tadi.
"Sehat semua lumba-lumbanya. Prima semua, siap tampil. Nggak ada masalah sama sekali dengan kesehatannya," ujarnya.
(baca: Pelajar Amati Perilaku Lumba-Lumba Saat GMT di Ancol)