REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan memiliki peran penting dalam dunia penelitian. Namun, sayangnya angka perempuan yang menempuh angka pendidikan tinggi khususnya di Indonesia masih sangat minim. Data Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi menunjukan bahwa hanya 7 persen dari perempuan yang lulusan S1 yang meneruskan ke jenjang S2 dan haya 3 persen perempuan S2 yang menempuh jenjang doctoral.
Menurut Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arief Rachman, jumlah peneliti aktif perempuan hanya sekitar 26.000. Menyikapi masalah ini Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan (KNIU kemdikbud) bersama L’Oreal, menggelar acara bincang-bincang yang mengangkat potret empat generasi perempuan dalam sains sebagai wujud kepedulian akan minimnya regenerasi di bidang penelitian dan pengetahuan.
“Kita perlu menyikapi minimnya angka para perempuan peneliti di Indonesia dan memastikan bahwa ada regenerasi perempuan dalam bidang sains di Indonesia”, kata Arief Rachman, Ketua Harian KNIU Kemendikbud.
Ia juga menegaskan sudah 13 tahun lamanya L’Oreal Indonesia dan KNIU Kemendikbud bekerja sama mendorong kemajuan komunitas perempuan di bidang sains di Indonesia yang membuktikan bahwa hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi sektor swasta juga dapat berperan serta.
Kerja sama ini telah menghasilkan 3 program dibang science khusus perempuan peneliti dengan jenjang yang berbeda. Tiga program tersebut adalah yang pertama program L’Oreal-UNESCO For Women in Science (FWIS),ini adalah program penghargaan dan pendanaan perempuan bagi perempuan peneliti muda berbakat yang menghasilkan inovasi ilmiah menggunakan sumber daya asli Indonesia. Setiap tahun akan dipilih hanya 4 orang pemenang dan masing-masing peneliti mendapatkan penghargaan dan pendanaan penelitian sebesar Rp 80 juta.
Program kedua adalah L’Oreal Sorority in Science (LSIS), program beasiswa bagi mahasiswi di bidang sains yang berambisi menjadi peneliti namun memiliki keterbatasan financial, akan dipilih sebanyak 10 siswi pertahunnya di seluruh Indonesia dan setiap siswa yang dipilih akan mendapatkan Rp 20 juta untuk biaya hidup atau belajar. Dan program yang terakhir adalah L’Oreal For Girls in Science (LGIS), kompetisi sains bagi siswi SMA untuk mengembangkan minat di dunia sains.
Empat perempuan dari generasi yang berbeda turut dihadirkan dalam acara yang bertema 'Regenerasi Perempuan Peneliti Untuk Indonesia Lebih Baik'. Dia berharap para peneliti Indonesia yang sudah maju, mulai berkembang dan akan menajalankan karir di bidang sains mampi menjadi tulang punggung pembangunan bangsa.