REPUBLIKA.CO.ID, Emisi karbon mencapai 10 kali lipat lebih cepat, dari sejak kepunahan dinosaurus. Peneliti baru mengatakan, manusia memompa pemanasan hingga karbondioksida ke atmosefer 10 kali lebih cepat dari pada setiap titik dalam kurun waktu 66 juta tahun lalu.
Dilansir The Guardian, Senin (21/3), laporan menunjukkan dunia telah memasuki 'wilayah yang belum terpetakan' dan konsekuensi untuk kehidupan di daratan dan lautan mungkin lebih parah daripada setiap waktu sejak kepunahan dinosaurus. Hal itu datang saat Badan Meteorologi Dunia (WMO) merilis laporan iklim yang merinci serangkaian catatan cuaca dan iklim yang rusak pada 2015.
Para ilmuan memperingatkan, pemanasan global akan menimbulkan dampak yang parah, luas dan tak dapat diubah terhadap orang maupun alam. Tetapi penelitian terbaru menunjukan emisi karbon belum pernah terjadi sebelumnya, artinya catatan geologi tak mampu membantu memprediksi dampak perubahan iklim saat ini. Para ilmuan baru-baru ini mengungkapkan peringatan salah satunya pada tingkat panas di bulan pertama 2016.
Banyak peneliti berpikir dampak manusia di planet ini telah mendorong ke dalam era baru geologi yang dijuluki Anthropocene. Satwa liar kini telah punah di tingkat yang sama saat kepunahan massal terjadi.
"Hasil baru menunjukkan tingkat emisi karbon saat ini belum pernah terjadi sebelumnya, pemanasan global paling ekstrem dari 66 juta tahun lalu," kata Ahli Geologi di Universitas Leuven di Belgia Peter Stassen.
baca juga: Potensi Uranium Indonesia Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun