REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan telah membuat sebuah video untuk mengukur tingkat halusinasi seseorang. Para ilmuwan menguji halusinasi pada orang sehat tanpa bantuan obat.
Dilansir laman Sciencealert Rabu (12/10), hal tersebut menjadi sebuah temuan baru bagi dunia kesehatan. Para praktisi kesehatan bisa mengetahui penyakit terkait halusinasi berikut pengobatannya. Bahkan bisa pula mendeteksi halusinasi pada penderita parkinson.
Video tersebut dibuat sendiri oleh para ilmuwan dari University of New South Walles, Australia. Selama lebih dari 100 tahun studi mengenai halusinasi selalu terkait dengan cahaya. "Halusinasi memang sulit untuk diukur secara sains," ujar Joel Pearson, salah seorang peneliti. Dalam penelitian menyebutkan, dengan memberikam berbagai macam cahaya atau warna berbeda akan memengaruhi pikiran seseorang. Nantinya dari sekian warna yang dilihat akan menggolongkan mereka dalam karakter halusinasi.
Dari video yang dibuat, para peserta studi merasa 'melihat' sebuah lingkaran berwarna abu-abu. Hal tersebut diakibatkan video diputar secara terus menerus. Namun bila dihentikan, lingkaran tersebut sebenarnya berwarna putih. Lebih hebatnya lagi, sebenarnya di dalam video terdapat banyak warna. Namun yang dilihat oleh para responden hanya warna abu-abu saja. Kemudian di dalamnya banyak terdapay garis dan lekukan. Hanya saja responden lagi-lagi melihat lingkaran abu-abu saja.
Dari video tersebut disebutkan, semua responden merupakan mereka yang sehat. Tidak memiliki riwayat penyakit dengan halusinasi atau parkinson.
Namun bagi yang mereja yang mengidap parkinson atau penyakit lain, digolongkan ketika melihat secara terus menerus lingkaran berwarna abu-abu tersebut. Video ini memang masih membutuhkan banyak pengembangan, tapi bisa menjadi salah satu cara untuk dicoba. Setiap orang bisa mencoba video ini dengan masuk ke Youtube, dan mencari video terkait halusinasi. Selamat mencoba.