REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Ilumawan dari Universitas Bristol, Inggris menemukan metode pengelolaan limbah nuklir menjadi sumber energi. Mereka mampu mengubah limbah nuklir yang dapat digunakan sebagai baterai berbahan dasar berlian.
Dikutip dari Sciencealert, Rabu (30/11), mereka mengubah gas radioaktif menjadi berlian yang bisa digunakan sebagai baterai. Bahkan, berlian buatan ini mampu menyamakan tenaga listrik secara potensial, sekaligus sanggup menyediakan sumber daya energi hingga ribuan tahun ke depan. "Tidak ada bagian perubahan yang harus diubah, tidak perlu emisi, tidak perlu ada perawatan yang dibutuhkan," ujar Geologi Tom Scott dari Univeristas Bristol, Inggris.
Scott mengatakan, melalui materi radioaktif di dalam berlian, tim bisa mengubah masalah dari limbah nuklir menjadi baterai yang penuh daya dan bisa digunakan jangka panjang untuk sumber energi nuklir yang bersih. Selama ini, Tim Scott telah menunjukkan contoh baterai berlian menggunakan nikel isotop yang tidak stabil dari sumber radiasi atau nikel 63.
Nikel 63 mempunyai setengah masa hidup 100 tahun artinya para ilmuwan ini telah menemukan baterai berbasis nikel 63 bisa diisi sampai 100 tahun. Namun, para ilmuwan menyebut ada sumber energi lainnya yang lebih baik mereka kerjakan, dan cara ini salah satu solusi menyelesaikan imbah nuklir di Inggris.
Alternatif sumber energi lainnya dengan menciptakan blok grafit dalam pembangkit tenaga nuklir, dimana sumber radiasi bisa diganti karbon 14 lantaran memiliki waktu hidup sekitar 5370 tahun. Sehingga dengan memakai bahan dasar karbon 14 membuat sumber radiasi bisa sempurna bahkan dapat memasok energi baterai yang sangat lama. "Karbon 14 dipilih menjadi sumber material karena pancaran radiasinya rendah, juga dapat diserap oleh banyak sumber tiap bahan padat," ujar Peneliti Neil Fox.
Soal penghematan baterai berlian, tim membandingkan dengan baterai alkaline AA yang sudah umum dipakai di seluruh dunia. Dimana baterai alkaline AA dengan berat 20 gram memiliki energi dengan tingkat 700 joule per gram dan bisa dipakai selama 24 jam.
Sementara, baterai berlian dengan bobot 1 gram karbon 14 bisa menghasilkan 15 joul per hari dan dapat terus memproduksi energi selama 5730 tahun. Sehingga total penyimpanan bisa mencapai 2,7 terajoul. "Penelitian ini memang terlalu dini namun menarik dimana mampu menyediakan tujuan yang bermanfaat untuk kebutuhan limbah radioaktif yang jumlahnya sangat besar, sekaligus mampu memberikan sumber energi yang baru dan bagus. Baterai berlian ini merupakan contoh yang sangat bagus dan menarik dimana Inggris mampu memberikan nilai dari sebuah limbah," kata Scott.
Tim peneliti membagikan detail penelitian dengan judul 'Ide Mengubah Dunia' yang Universitas Bristol Inggris pada minggu kemarin, tetapi penelitian mereka belum dipublish, jadi harus menunggu dan melihat bagaimana karbon 14 dapat bekerja.