REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Sebanyak 276 peserta dari 48 negara mengikuti Olimpiade Sains Internasional (IJSO) di Nusa Dua, Bali, 2-11 Desember 2016. Mereka adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari berbagai negara di dunia.
Indonesia mengirimkan 12 peserta dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Jawa Barat, Palembang, dan Bali. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad berharap perwakilan Indonesia bisa meraih setidaknya empat emas dalam kompetisi bergengsi ini.
"Target untuk kompetisi ini minimal tiga hingga empat emas. Mudah-mudahan persiapan mereka selama ini bisa mengantar hasil yang bagus," kata Hamid dijumpai Republika di Nusa Dua, Sabtu (3/12).
Hamid menilai lima negara yang menjadi saingan terberat Indonesia adalah Taiwan, Cina, India, Jerman, dan Rusia. Ajang ini akan mengusung kompetisi mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia untuk siswa-siswi berusia maksimal 15 tahun per 31 Desember 2016. Tes IJSO terdiri dari tiga jenis, yaitu pilihan ganda, teori, dan praktik.
Peserta IJSO dari Bali, Gede Aryana Saputra mengatakan pemerintah melakukan tiga tahapan untuk menyaring perwakilan Indonesia. Seleksi tahap pertama terdiri dari 30 orang yang dikerucut menjadi 15 orang. Seleksi tahap kedua terdiri dari 15 orang yang diperketat menjadi 12 orang. Tahap ketiga adalah pembinaan intensif selama 1,5 bulan.
"Targetnya kami semua bisa membawa pulang emas untuk Indonesia," katanya. Gede sendiri menyukai mata pelajarann Fisika. Siswa SMP Negeri 03 Denpasar ini pernah mengikuti kompetisi serupa sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar.
Peserta lainnya dari Malang, Arkananta Rasendriya mengatakan Taiwan dan Argentina merupakan lawan terberat tahun ini. Kedua negara tersebut pernah menjadi juara umum di kompetisi sebelumnya. "Meski demikian, orang tua saya selalu berpesan untuk tetap optimistis, selalu berdoa, dan jangan pernah tinggalkan shalat," katanya.