REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vladislav Kiselev mengklaim bahwa ia menemukan teknologi baterai dengan daya tahan 12 tahun. Baterai tersebut bisa ditanam pada perangkat mobile bahkan mobil pintar.
Kiselev mengaku, baterai memiliki daya hingga 12 tahun lamanya tanpa harus dilakukan pengisian ulang. Kiselev merupakan seorang peneliti senior dari Institute of Bioorganic Chemistry and Petrochemistry. Ia juga merupakan profesor dari University of Ukraine's National Academy of Sciences. Setelah melakukan penelitian cukup lama, Kiselev berani menampilkan temuannya.
Laman Odditycentral mengabarkan, Kiselev memperkenalkan temuan baterainya berupa prototype dalam ajang Sikorsky Challenge. Kompetisi bergengsi tersebut sangat populer dikalangan peneliti Ukraina untuk menunjukkan hasil proyek penelitian mereka. Baterai yang tersimpan di dalam kotak tersebut memang tidak begitu menarik perhatian.
Baterai secara terus menerus mengisi ulang daya secara mandiri tanpa menggunakan alat bantu. Usia baterai sudah menginjak satu tahun empat bulan. Di dalam penelitiannya, baterai tidak pernah berkurang dari segi daya karena mampu menyimpan cadangan energinya sendiri.
Temuan Kiselev memang banyak menimbulkan pertanyaan terutama dikalangan peneliti senior lainnya. Pertanyaan terbesar timbul, terutama mengenai kemampuan Kiselev bisa membuat baterai tersebut bisa bertahan selama 12 tahun sementara umur baterai belum genap dua tahun.
Kiselev mengatakan, kunci keberhasilan terletak pada bahan tritium. Material tersebut memiliki kemampuan memancarkan elektron. Ia mengemukakan bahwa sebuah perusahaan Amerika City Labs juga menggunakan teknologi serupa. Perusahaan tersebut memakai radioaktif isotope hidrogen namun juga menggunakan tritium untuk tenaga melapisinya dengan tenaga matahari.
Kiselev menggunakan teknologi serupa. Namun ia juga menambahkan electrochemical yang bisa membuat baterai menjadi seribu kali lebih bertenaga. City Labs menyediakan baterai NanoTritium dengan konsumsi daya lebih kecil tetapi bertenaga besar.
Baterai tersebut biasanya digunakan pada alat-alat kesehatan atau sistem sensor. Sementara baterai buatan Kiselev merupakan versi serupa tetapi memiliki kekuatan daya jauh lebih besar. Itu sebabnya baterai bisa digunakan pada smart car atau mobil pintar.
Hal yang membuat baterai buatan Kiselev menarik, teknologi tersebut sebenarnya sudah dipakai di Ukraina pada 1930 silam. Namun keberadaannya tidak dikembangkan sehingga tak menghasilkan generasi selanjutnya dari baterai tersebut. Kiselev bersama tim penelitiannya kemudian melakukan desain ulang terhadap baterai dan mengembangkannya.
Tritium baterai yang dikembangkan Kiselev memang mengundang banyak perhatian. Perusahaan teknologi asal Turki dan Cina tertarik mengembangkan baterai tersebut untuk perangkat mobile. Kiselev juga percaya, tritium akan menjadi teknologi baterai di masa depan.