REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan dari Stanford University tengah melakukan uji coba menggunakan kecerdasan buatan untuk mendeteksi kanker kulit. Kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) ini nantinya bisa digunakan dalam ponsel dan seefektif ahli kulit (dermatolog).
Studi dilakukan bersama 21 ahli kulit melalui jaringan pengenalan gambar yang disediakan oleh Google. Menggunakan alogaritma itu, para peneliti kemudian menunjukkan 129,450 gambar yang menunjukan sekitar 2000 permasalahan kulit.
Berdasarkan dari luka tersebut, AI mulai memahami persamaan antara gambar-gambar itu. Algoritma mulai belajar untuk membedakan luka dan kulit yang sehat, berdasarkan pada parameter seperti warna dan kontras. "Kami paham bahwa itu bisa dilakukan bahkan hasilnya sebaik ahli kulit (dermatolog)," kata salah satu peneliti, Sebastian Thrun seperti dikutip Mashable, Senin (30/1).
Baca juga: Mengenal Artificial Intelligence, Kecerdasan Teknologi yang Lebih Komprehensif
Mereka optimistis kalau teknologi baru ini mampu dimasukkan kedalam ponsel sehingga bisa digunakan diluar laboratorium. Mereka percaya mentransisikan alogaritma serupa kedalam ponsel merupakan hal yang relatif mudah. "Kemungkinan itu bisa terjadi paling tidak untuk beberapa tipe kanker kulit. Tapi tentu tidak dalam waktu dekat," kata Thrun.
Profesor dermatologi Susan Swetter mengatakan, tes lebih lanjut diperlukan sebelum hasil penelitian itu dimasukan kedalam ponsel. Lagipula, dia mengatakan, hal seperti itu tentu akan dihadapkan pada sejumlah regulasi sebelum bisa digunakan publik.
Meski demikian dia mengapresiasi temuan yang didapatkan para peneliti tersebut. Salah satu penliti, Andre Esteva menilai, temuan yang mereka lakukan bahkan masih memiliki dampak yang lebih. "Semua akan memiliki komputer super dalam kantong mereka dengan berbagi sensor seperti kamera misalnya. Bagaimana jika kami bisa menggunakanya untuk menampakan kanker kulit atau bahkan penyakit lainnya?," kata dia.