Selasa 03 Oct 2017 06:30 WIB

Tiga Ilmuwan AS Raih Nobel Berkat Penemunan Gen Jam

Rep: Puti Almas/ Red: Nidia Zuraya
Tiga pemenang nobel bidang fisiologi dan kedokteran tahun 2017 Jeffrel C Hall, Michael Rosbash, dan Michael W Young (dari kiri ke kanan).
Foto: AP
Tiga pemenang nobel bidang fisiologi dan kedokteran tahun 2017 Jeffrel C Hall, Michael Rosbash, dan Michael W Young (dari kiri ke kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2017 diberikan kepada tiga ilmuwan asal Amerika Serikat (AS) yaitu Jeffrel C Hall, Michael Rosbash, dan Michael W Young. Mereka dianggap berjasa dalam menemukan apa yang disebut sebagai ritme circadian yang mengacu kepada gen jam.

Dilansir lama Washington Post, Senin (2/10), para ilmuwan tersebut menejelaskan bagaimana jam dalam kehidupan ini dapat berfluktuasi mengoptimalkan perilaku dan fisiologi seluruh mahluk hidup di dunia. Penemuan dari Hall, Rosbash, dan Young menjelaskan bagaimana tanaman, hewan, dan manusia dapat menyesuaikan ritme biologi mereka, sehinga pada akhirnya bersinkronisasi dengan revolusi bumi.

Dengan menggunakan lalat buah sebagai contoh organisme, para pemenang nobel itu mengisolasi sebuah gen yang mengendalikan ritme bilogis normal setiap hari. Mereka menunjukkan bahwa gen ini mampu membuat kode protein yang berakumulasi dalam sel malam hari dan kemudian menurun pada siang hari.

Perbedaan waktu tersebut menurut Hall, Roshbash, dan Young mungkin berperan dalam kondisi medis mahluk hidup, serta gangguan fisik maupun psikologis mereka. Pada manusia, adalah seperti disorientasi, serta terjadinya jet lag bagi orang-orang yang bepergian melintasi zona waktu di dunia yang terbagi.

Gen-gen tersebut membentuk mekanika di mana organisme dapat melacak waktu. Sama seperti arloji yang dikenakan manusia, untuk mengkoordinasikan perilaku dan siklus hidup, mulai dari bangun tidur hingga terlepap kembalik.

"Sistem sirkadian seperti memliki tentakel di sekitar segalanya dan bereedetak ajuh di hampir setiap jaringan tubuh manusia, serta tumbuhan," ujar Roshbash dalam sebuah wawancara pada 2014.

Riset awal ketiga ilmuwan untuk menciptakan penemuan gen jam ini dimulai pertama kali pada 1984. Diawali dengan megisolasi gen periode yang mengendalikan ritme dari lalat buah.

Peneliti di bidang bidang biologi sikradia atau chronobiology mengatakan bahwa penemuan ini membantu pemahaman manusia mengenai kesehatan dan pengobatan. Baik penyakit mulai dari alzheimer, depresi, jantung, obesitas, diabetes, hingga masalah metabolik lainnya terkait dengan rtime sirkadian karena kehancuran.

Seorang peneliti syaraf dari Universitas Pennsylvania Aminta Sehgal juga mengungkapkan studi mengenai gen jam. Ia mengatakan kini banyak orang dapat mengetahui bagaimana jam sirkadian ada di semua organ tubuh manusia, mulai dari hati, usus, hingga paru-pau.

Ia juga mengatakan bagaimana waktu tidur manusia dikendalikan oleh jam sirkadian berdasarkan hasil penelitiannya. Sehgal menilai meski tidur di amlam hari, kebutuhan manusia sebenarnya tetap bergantung secara personal dari jam sirkadian masing-masing.

"Jika kamu tidak memiliki jam, kamu akan tetap tertidur, namun secara acak disistribusikan," jelas Sehgal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement