Rabu 31 Jan 2018 14:04 WIB

Tips Amati Super Blue Blood Moon dari NASA

Supermoon terlihat luar biasa karena bisa melihat bulan yang lebih besar.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Winda Destiana Putri
Super blue blood moon
Foto: republika
Super blue blood moon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena super blue blood moon akan terlihat pada 31 Januari hari ini. Ilmuwan bulan Nasa, Noah Petro memberikan beberapa tips untuk mengamati tiga fenomena bulan yang terjadi bersamaan ini.

"Gerhana bulan adalah peristiwa yang spektakuler karena terlihat paling menakjubkan secara visual. Supermoon terlihat luar biasa karena anda bisa melihat bulan yang lebih besar dan lebih tereang di langit malam ini, namun sebenarnya gerhana bulan akan mengaburkan supermon. Warna terang itu akan berubah menjadi warna merah darah yang bisa orang lihat ketika gerhana bulan berlangsung," kata Petro seperti dilansir dari laman Space.

Gerhana bulan total akan terlihat di pantai barat Amerika Serikat, Hawaii, Alaska, Kanada Barat, timur Asia, Australia, dan Selandia Baru. Tidak seperti gerhana matahari lalu, gerhana bulan total akan berlangsung secara perlahan-lahan selama lebih dari satu jam. Misalnya di zona waktu Pasifik, gerhana bulan total akan berlangsung antara pukul 4.52 hingga 6.08 pagi. Sedangkan untuk lokasi ke arah timur, bulan akan terbenam sebelum gerhana bulan total terjadi.

"Acara ini akan berlangsung perlaha, tapi seharusnya pertunjukkannya sangat indah," lanjutnya.

Tempat terbaik mengamati bulan dengan menghadap pada langit barat yang jelas. Tentu di kota besar akan terhalangi oleh bangungan. "Tapi secara umum jika ingin melihat secara keseluruhan, menjauhlah dari bangunan tinggi, lampu terang, pohon dan hal lainnya," paparnya.

Sementara masyarakat mengamati pertunjukan alam, para ilmuwan akan menyaksikan dampak dramatis gerhana di permukaan bulan. Dimana suhu bulan akan turun saat menembus bayangan. "Saat permukaan bulan mendingin dan kembali saat sinar matahari kembali, maka kita akan tahu sesuatu tentang ukuran partikel, sifat permukaan yang tidak didapat ketika mbula dalam kondisi terkena cahaya matahari," lanjutnya.

Baca juga: Super Blue Blood Moon Membuka Rahasia dari Permukaan Bulan

Ketika astronot kembali membawa sampel permukaan bulan dari misi Apolli, Petro mengatakan bahwa pandangan yang lebih sempit dipermukaan dapat membawa sampel yang diambil jauh dari kawah. "Ini memberi kita kesempatan untuk menjelajahi lebih jauh, baik dengan data dari pesawat luar angkasa, Lunar Reconnaissance Orbiter maupun dari pengamatan teleskopik yang kammi lihat selama gerhana. Dengannya, kami melihat wilayah bulan yang dapat menjadi tempat yang kami kunjungi di masa depan atau tempat yang tidak dapat diakses oleh astronot," tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement