REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kota-kota yang terus hidup. Semakin maju dari hari ke hari. Namun, ada pula kota yang menjadi mati lantaran ditinggalkan penduduknya. Berikut ini, lima kota mati yang ada di dunia, dilansir dari The Guardian.
Angamuco, Meksiko
Pemindaian laser mengungkapkan kota kuno Angamuco di Meksiko barat. Kota yang dibangun di sekitar 900 masehi itu diperkirakan pernah dihuni 100 ribu penduduk. Di sana juga terdapat piramida, sistem jalan, kebun sayur dan lapangan bola.
Kota itu adalah pusat utama bagi orang Purépecha, musuh dari suku Aztek. Kedua budaya tersebut hancur pada abad ke-16 ketika orang-orang Eropa membawa penyakit seperti tipes. Penduduk setempat tidak memiliki kekebalan sehingga kota ini menjadi punah.
Gedi, Kenya
Reruntuhan kota Gedi. (Alamy Stock Photo via Guardian)
Kota ini terletak di pantai Samudra Hindia, 65 mil sebelah utara Mombasa. Di antara hutan hijau, pemukiman ini diperkirakan telah didirikan pada abad ke-12. Gedi memiliki fitur canggih seperti air mengalir dan toilet.
Arkeolog telah menemukan vas Cina Ming dan kaca Venesia di situs tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi tersebut adalah pusat perdagangan yang penting. Hilangnya kota ini lima abad kemudian tetap menjadi misteri.
Termessos, Turki
teater di kota Termessos, Turki. (Alamy Stock Photo via Guardian)
Yang paling menonjol dari kota ini adalah teater bergaya Romawi, yang menampung 45 ribu penonton. Kota ini ditinggalkan sekitar 200 masehi ketika saluran airnya hancur akibat gempa.
Mohenjo-daro, Pakistan
Didirikan sekitar 2500 SM, kota ini menampilkan sistem drainase yang kompleks, dan tampak tanpa istana, kuil atau monumen. Kota ini makmur, dengan penduduk mencapai 40 ribu jiwa. Namun, penyebab hilangnya kota ini pada tahun 1900 SM juga masih menjadi misreri.
Pripyat, Ukraina
Kota Pripyat (Guardian)
Pada 1986, reaktor No 4 di Chernobyl meledak dan melepaskan radioaktif dalam konsentrasi yang mematikan. Beberapa permukiman di dekatnya dievakuasi, di antaranya Pripyat, yang pernah menjadi kota berpenduduk 49 ribu orang. Kota ini memang dibangun untuk menampung pekerja nuklir.
Tiga dekade kemudian, peninggalan budaya Soviet ini telah dihuni kembali oleh rusa, rusa, babi hutan, rusa, serigala. Anda sekarang bisa berwisata ke kota ini untuk melihat sisa-sisa reruntuhan yang ada, sambil tetap mengenakan masker.