REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Bulan terus dihantam secara konstan oleh meteorit dan asteroid yang dapat menyebabkan kawah besar pada permukaan. Sementara, Basin Kutub Selatan Aitken, kawah dampak terbesar di permukaan bulan, memiliki diameter setara dengan jarak dari London ke Athena, Yunani. Tetapi, tidak semua kawah begitu mencolok, sebagian besar relatif tidak signifikan.
Ribuan kawah yang sebelumnya tidak dikenal dan terlihat di bulan kini bisa tampak berkat sebuah program intelijen buatan atau artificial intelligence. Kecerdasan ini dirancang oleh para periset di Universitas Toronto, Kanada.
Peneliti di Pusat Pengetahuan Planetary, Mohamad Ali-Dib, mengatakan, timnya menciptakan metode dengan intelijen buatan yang secara otomatis mengidentifikasi kawah di permukaan bulan. "Ini memungkinkan ilmuwan menemukan dan mengukur kawah hingga skala yang lebih kecil dibanding dengan sebelumnya," ujarnya dilansir dari Digital Trends, Sabtu (17/3).
Dengan kecerdasan buatan ini, peneliti juga bisa menemukan kawah pada lebih banyak sistem tenaga surya daripada yang sebelumnya dilakukan. Program ini memungkinkan peneliti memahami lebih dalam tentang sejarah yang menciptakan kawah sampai sejarah tata surya.
Ali-Dib dan rekan-rekannya menciptakan jaringan syaraf convoluntional, jenis yang sama digunakan untuk merakit mobil otonom. Meski sebelumnya sudah pernah dicoba oleh peneliti lain, jaringan ini sempat terhambat saat harus menganalisa pola kawah baru.
Sistem yang dikembangkan Ali-Dib dan timnya mampu menganalisa dari gambar bulan dan bahkan di badan tata surya lain seperti planet Merkurius. Peneliti sudah melakukan analisa hingga dua kali dan menemukan enam ribu kawah yang tidak dikenal sebelumnya.