Senin 19 Mar 2018 11:53 WIB

Peneliti: Mandi Air Laut Berisiko Terpapar Banyak Penyakit

Polutan yang mencemari laut menjadi pemicu utamanya.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Antara
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang sering bersentuhan dengan air laut, termasuk berenang, mandi, atau berolah raga (water sport) secara substansial lebih berisiko terpapar banyak penyakit dibanding mereka yang tidak. Penyakit tersebut, antara lain sakit perut, sakit telinga, dan sakit lainnya.

Analisa penelitian berskala besar ini dilakukan University of Exeter Medical School bekerja sama dengan Pusat Ekologi dan Hidrologi Amerika Serikat. Tinjauan sistematis ini untuk memeriksa bukti apakah seseorang yang menghabiskan banyak waktu di laut terkait dengan banyaknya laporan penyakit di sejumlah negara.

Hasil penelitian menunjukkan mandi air laut berisiko meningkatkan penyakit dua kali lipat, seperti penyakit telinga secara umum dan penyakit telinga secara khusus hingga 77 persen. Penyakit gastrointestinal kemungkinan meningkat 29 persen.

"Di negara-negara kaya, seperti Inggris, ada persepsi bahwa jika ingin jarang sakit maka habiskan banyak waktu di lautan. Namun, makalah kami menunjukkan sebaliknya bahwa menghabiskan banyak waktu di laut meningkatkan kemungkinan berkembangnya banyak penyakit, seperti penyakit telinga dan penyakit yang melibatkan sistem pencernaan, seperti sakit perut dan diare. Kami menduga hal ini mengindikasikan bahwa polutan mencemari laut beberapa negara terkaya di dunia," ujar peneliti University of Exeter Medical School, Anne Leonard, dilansir dari News Medical Life Science, Senin (19/3).

Air laut saat ini tercemar berbagai macam polutan, termasuk limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. Penelitian ini merekrut ribuan peserta, mencapai 120 ribu orang.

Lokasi penelitian diambil di negara-negara kaya. Studi ini mengamati hubungan antara kebiasaan mandi laut dan kejadian penyakit di negara-negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru, Denmark, dan Norwegia.

Peneliti lain, Will Gaze mengatakan tim tidak ingin menakuti atau menghalangi orang yang ingin beraktivitas di laut. Bagaimana pun laut memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kebugaran, kesejahteraan, dan mempererat hubungan manusia dengan alam.

"Namun, penting untuk menyadari risikonya, sehingga orang-orang

bisa membuat keputusan tepat. Meski banyak orang akan sembuh dari infeksi tanpa perawatan medis, namun mereka yang rentan, seperti para lansia, anak-anak kecil, dan orang dengan riwayat penyakit tetap berisiko," kata Gaze.

Gaze berharap hasil penelitian mereka berkontribusi pada upaya lebih lanjut untuk membersihkan pantai, kawasan perairan dan pesisir yang kotor di berbagai negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement