REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian mengungkapkan volume sampah plastik di Samudera Pasifik meningkat dengan cepat. Sampah yang terdapat di area Samudera Plastik diperkirakan meningkat 16 kali lipat yaitu mencapai 80 ribu ton.
"Kepadatan sampah plastik semakin meningkat. Saya pikir situasinya semakin memburuk," kata Ketua Penelitian dari Ocean Cleanup Foundation, Laurent Lebreton, dilansir dari BBC, Jumat (23/3).
Ia mengatakan peningkatan volume plastik merupakan sesuatu yang harus segera diatasi. Pembuangan sampah ke laut harus segera dihentikan. Selain itu, sampah yang saat ini banyak mengambang harus dibersihkan pula.
Para peneliti memetakan sebaran sampah di seputar Samudera Pasifik. Proses pemetaan tersebut dilakukan selama tiga tahun. Metode yang digunakan menggunakan kapal dan pesawat untuk melihat area di seputaran Pasfik Utara.
Diperkirakan sekitar 1,8 triliun sampah plastik yang terdiri dari berbagai macam jenis. Mulai dari mikroplastik, jaring ikan, mainan, hingga tempat duduk toilet.
Meningkatnya sampah plastik selain merupakan hasil pembuangan dari aktivitas sehari-hari, ternyata juga disebabkan karena tsunami yang melanda Jepang beberapa tahun silam. Diperkirakan bencana tersebut menyumbang sampah sebanyak 20 persen.
"Kita tidak akan terhindar dari plastik, menurut saya plastik sangat berguna. Tapi saya pikir kita harus mengatur cara kita menggunakan plastik," kata Laurent.