REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Para ahli memprediksi stasiun luar angkasa Cina yang lepas kendali akan menabrak Bumi selama akhir pekan Paskah atau pekan depan. Insinyur telah menyempurnakan prediksi mereka ketika satelit Tiangong-1 akhirnya akan meninggalkan orbit.
Dikutip dari Independent, Ahad (25/3), menurut European Space Agency dan Aerospace Corporation, satelit tersebut kemungkinan akan jatuh sekitar 30 Maret dan 3 April. Meskipun tidak mungkin satelit itu akan mengenai siapa pun ketika jatuh, namun bisa menimbulkan risiko setelah jatuh.
Aerospace Corporation memperingatkan bahwa orang-orang harus meninggalkan objek itu begitu jatuh. ''Secara potensial, mungkin ada zat yang sangat beracun dan korosif yang disebut hidrazin di papan pesawat ruang angkasa yang bisa bertahan masuk kembali,'' kata Aerospace Corporation menjelaskan dalam sebuah pernyataan.
Ada kemungkinan satelit itu dapat terlihat ketika jatuh ke bumi, tergantung pada waktu dan lokasi penurunannya. Jika itu terjadi potongan-potongannya mungkin akan terlihat seperti cahaya terang di langit dan beberapa di antaranya mungkin bertahan dari perjalanan mereka melalui udara dan mendarat di tanah.
Pihak berwenang masih belum menyatakan bahwa objek tersebut tidak terkendali. Namun, insinyur menduga tidak akan dapat mengelola objek saat jatuh kembali.
Khusus untuk Tiangong-1, demi keselamatan, warga diminta jangan menyentuh puing apa pun yang mungkin ditemukan di tanah atau mengirup uap yang mungkin dikeluarkannya.
Para ahli juga mengatakan, sangat tidak mungkin ada orang yang benar-benar tertimpa reruntuhan saat jatuh. Hanya satu orang yang diketahui pernah terkena puing-puing ruang angkasa, dan dia tidak terluka secara signifikan, Lottie Williams dari Oklahoma, yang terkena serpihan kecil pada tahun 1996.