Ahad 15 Apr 2018 00:22 WIB

Studi: Terlalu Banyak Duduk Pengaruhi Ingatan Manusia

Penelitian ini melibatkan 35 orang yang berusia antara 45 tahun hingga 75 tahun.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Endro Yuwanto
Duduk. Ilustrasi
Foto: apartmenttherapy.com
Duduk. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menunjukkan bahwa terlalu banyak duduk setiap hari mempengaruhi masalah ingatan pada manusia yang berusia paruh baya dan orang dewasa yang lebih tua. Dilansir dari Livescience.com, pekan ini, peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat (AS) menyimpulkan menghabiskan hari duduk di kursi mempengaruhi perubahan di bagian memori otak orang dewasa.

Studi ini fokus pada dampak ketidakaktifan pada otak. Para peneliti mengatakan, ada hubungan atau kaitannya perilaku duduk menetap yang dapat membuat tipisnya loubs medial, wilayah otak yang terlibat dalam pembentukan ingatan baru. “Penipisan otak dapat menjadi pendahulu untuk penurun kognitif dan demensia pada orang dewasa usia menengah dan yang lebih tua,” kata para peneliti.

Penelitian ini melibatkan sebanyak 35 orang yang berusia antara 45 tahun hingga 75 tahun. Para peneliti menanyakan peserta mengenai tingkat aktivitas fisik mereka dan jumlah rata-rata jam per hari yang dihabiskan untuk duduk selama pekan sebelumnya.

Kemudian, para peneliti memindai otak peserta. Dengan scan MRI beresolusi tinggi, para peneliti mendapat pandangan rinci pada lobus temporal medial setiap peserta dan mengidentifikasi hubungan antara ketebalan wilayah ini, tingkat aktivitas fisik peserta, dan perilaku duduk mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa duduk untuk waktu yang lama terkait erat dengan penipisan di lobus temporal medial, terlepas dari tingkat aktivitas fisik seseorang. Dengan kata lain, penelitian ini menunjukkan perilaku menetap adalah prediktor signifikan penipisan lobus temporal medial.

“Aktivitas fisik, bahkan pada tingkat tinggi, tidak cukup untuk mengimbangi efek berbahaya duduk untuk waktu yang lama," ujar para peneliti dalam pernyataan itu.

Namun, pera peneliti menekankan, studi ini hanya menemukan hubungan antara duduk untuk jangka waktu yang lama dan struktur penipisan. Bukan membuktikan bahwa duduk lama menyebabkan struktur otak yang lebih tipis.

Ke depan, para peneliti berencana mensurvei orang-orang yang duduk untuk waktu yang lebih lama setiap hari guna menentukan apakah duduk menyebabkan penipisan otak. Mereka juga akan mengeksplorasi peran gender, berat badan, dan ras yang berpengaruh pada kesehatan otak karena duduk lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement