Senin 16 Apr 2018 06:03 WIB

Terlalu Lama Duduk Bisa Ganggu Kerja Otak

Mengurangi aktivitas duduk terlalu lama bisa jadi intervensi untuk memperbaiki otak.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Jangan hanya terpaku di tempat duduk selama di kantor, sejumlah aktivitas tetap bisa dilakukan agar tetap aktif meski di tempat kerja.
Foto: pixabay
Jangan hanya terpaku di tempat duduk selama di kantor, sejumlah aktivitas tetap bisa dilakukan agar tetap aktif meski di tempat kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah riset menunjukkan orang dewasa yang terlalu lama duduk meningkatkan potensi perubahan kinerja otak yang bertugas mengelola memori.

Hasil riset para peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA) Amerika Serikat yang dipublikasikan di jurnal PLOS One itu mengamati aktivitas duduk dalam waktu lama terhadap penyusutan lobus medial temporal otak. Bagian otak tersebut berfungsi mengolah memori baru. Penyusutan lobus medial temporal dapat jadi pemicu menurunnya kemampuan kognitif dan demensia pada orang dewasa muda dan paruh baya, demikian dilansir Live Science, pekan ini.

Para peneliti menemukan, makin lama seseorang menghabiskan waktu dengan hanya duduk, makin cepat penyusutan lobus medial temporal terjadi. ''Dengan kata lain, duduk dalam waktu lama adalah faktor yang signifikan menyusutkan lobus medial temporal dan efeknya tidak hilang segera bila dikompensasi dengan aktivitas fisik yang panjang,'' ungkap para peneliti.

Riset ini melibatkan 35 partisipan berusia antara 45 hingga 75 tahun. Para peneliti menanyai mereka tentang tingkat aktivitas fisik dan rata-rata lama waktu para partisipan duduk dalam sehari.

Otak partisipan kemudian dipindai menggunakan MRI resolusi tinggi. Para peneliti kemudian akan melihat lebih detil lobus medial temporal tiap partisipan. Mereka akan membandingkan ketebalan lobus median temporal otak partisipan dengan rata-rata lama mereka duduk dalam sehari.

Para peneliti menduga, mengurangi aktivitas duduk terlalu lama bisa jadi intervensi untuk memperbaiki kondisi otak, terutama bagi mereka yang berisiko terserang alzheimer. Meski begitu, para peneliti mengakui penelitian ini masih butuh pendalaman lebih jauh.

Para peneliti berencana kembali melanjutkan riset mereka lebih dalam. Mereka juga akan melihat kaitan kecenderungan penyusutan otak terhadap aktivitas duduk terlalu lama dan dikaitkan dengan jenis kelamin, bobot tubuh, dan beberapa hal lain.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement