Kamis 19 Apr 2018 01:18 WIB
Idap Kelainan Genetik

Pria Ini Sempat Hidup Tanpa Wajah, Kok Bisa?

Hamon mendapatkan transplantasi wajah kedua dari seorang donor berusia 22 tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Agus Yulianto
Transplantasi wajah
Foto: cmn.com
Transplantasi wajah

REPUBLIKA.CO.ID, Jerome Hamon (43 tahun) merupakan manusia pertama yang telah menjalani dua kali transplantasi wajah. Hamon membutuhkan transplantasi wajah karena mengidap sebuah kelainan genetik bernama neurofibromatosis tipe 1.

Neurofibromatosis tipe 1 merupakan kelainan genetik yang menyebabkan Hamon memiliki tumor di area wajah. Tumor ini menyebabkan bentuk wajah Hamon menjadi kacau dan tak berbentuk.

Hamon pertama kali mendapatkan transplantasi wajah pertamanya pada 2010. Transplantasi pertama yang ia terima ini terbilang berhasil dan akhirnya Hamon memiliki wajah yang baru.

Hanya saja, kegembiraan ini tak berlangsung lama karena Hamon harus kehilangan wajah barunya pada November lalu. Hal ini bermula ketika Hamon terkena pilek biasa pada 2015 lalu dan diberikan obat antibiotik oleh dokter.

Obat antibiotik yang diterima Hamon ternyata tak sesuai dengan terapi imunosupresif yang dijalani Hamon sejak transplantasi wajah pada 2010. Terapi imunosupresif ini bertujuan untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan terhadap wajah baru yang ditransplantasikan kepada Hamon.

Akibat konsumsi obat antibiotik ini, tubuh Hamon mulai menunjukkan reaksi penolakan pada 2016 lalu. Kemudian pada November lalu, wajah baru Hamon mengalami nekrosis atau kematian dini sel dan jaringan hidup. Karena itu, wajah baru Hamon harus segera dibuang.

Setelah wajah barunya dibuang, Hamon menjalani hidup tanpa wajah sambil menunggu donor wajah yang baru. Saat tidak memiliki waah, Hamon tinggal di sebuah ruangan rumah sakit Georges-Pompidou di Paris. Tanpa wajah, Hamon tak bisa bicara, melihat dan mendengar hingga Januari 2018.

Pada Januari 2018, Hamon mendapatkan transplantasi wajah kedua dari seorang donor berusia 22 tahun. Transplantasi kedua Hamon ini dipimpin oleh dokter yang menerapkan transplantasi pertama pada wajah Hamon, Prof Laurent Lantieri. Operasi ini berjalan sukses dan kini Hamon sudah memiliki wajah kembali.

"Saya berusia 43 tahun dan pendonor 22 tahun, jadi saya kembali berusia 22 tahun," canda Hamon seperti dilansir //BBC//.

Kesuksesan transplantasi wajah kedua ini membuat Hamon dijuluki sebagai manusia dengan tiga wajah. Wajah pertama adalah wajah asli Hamon, wajah kedua adalah wajah yang ia terima dari transplantasi wajah pertama dan wajah ketiga adalah wajah terbaru yang Hamon dapatkan melalui transplantasi wajah kedua.

Saat ini wajah baru Hamon terlihat halus dan masih tampak kaku. Tengkorak kepala, kulit dan fitur wajah Hamon juga masih belum tersusun dengan sempurna. Hamon juga masih menjalani proses pemulihan di rumah sakit. Meski begitu, Hamon optimistis akan mendapat hasil yang baik setelah proses pemulihan.

Keberhasilan transplantasi wajah kedua Hamon juga merupakan lompatan baru dalam dunia kedokteran. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa transplantasi ganda merupakan hal yang mungkin dilakukan.

"Ini bukan lagi dalam ranah penelitian," ungkap Prof Laurent Lantieri yang juga merupakan spesialis transplantasi tangan dan wajah.

Spesialis anastersi Bernard Cholley mengatakan ia belum pernah menemukan pasien yang kehilangan wajahnya dan harus hidup tanpa wajah selama beberapa waktu sambil menunggu pendonor. Terlebih, Hamon tidak tahu berapa lama ia harus menunggu sampai ia bisa mendapatkan donor wajah.

"Saya takjub dengan keberanian apsien yang mampu melewati cobaan berat ini," terang Cholley.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement