REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengatakan Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman, Gunung Betung, Lampung akan menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. "Pembangunan OAIL di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman, Gunung Betung merupakan salah satu lokomotif untuk menginternasionalkan Lampung. Saya ingin OAIL Lampung menjadi ikon Lampung yang bermanfaat, terbaik, dan terbagus di Asia Tenggara. Tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Lampung, tetapi berguna untuk masyarakat Asia Tenggara," ujar Ridho, di Bandarlampung, Senin (25/6).
Menurutnya, pembangunan observatorium ini dalam mewujudkan kemandirian teknologi untuk Lampung maju, sejahtera dan berdaya saing. Apalagi, pembangunan OAIL merupakan pembangunan observatorium kedua setelah Boscha Bandung. OAIL juga dibangun secara terpadu dan terbaik di Asia Tenggara.
"Teropong bintang Boscha Bandung begitu legendaris dan bersejarah, namun teropong bintang tersebut sudah tua. Untuk itu kita akan membangun OAIL yang terbaik, yang mampu menggantikan Boscha minimal untuk 50 tahun ke depan," kata Ridho.
Ridho menginginkan pembangunan OAIL dapat tertulis dan tertanam bagi generasi muda Indonesia. "Saya menginginkan pembangunan OAIL mampu menanamkan ke generasi muda Indonesia bahwa observatorium Astronom Lampung adalah yang terbaik dan terbagus di tingkat Asia Tenggara," katanya.
Ia menjelaskan pembangunan OAIL akan memiliki sejumlah efek di berbagai sektor di Provinsi Lampung, seperti pendidikan, pariwisata, ekonomi kreatif, dan lainnya. Dalam mendukung pembangunan OAIL Lampung, Pemprov Lampung sedang membangun gedung, dan saat ini ada lima gedung yang tengah berjalan, serta membangun akses jalan menuju OAIL sekitar 12 km di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman, Gunung Betung.
Pemprov Lampung telah menganggarkan Rp 17 miliar untuk membuka badan jalan menuju OAIL. Selain itu, Pemprov Lampung menganggarkan Rp 20 miliar untuk pembangunan jalan dan Rp 22 miliar untuk pembangunan tiga jembatan.
Rektor Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Prof Ofyar menjelaskan posisi Lampung sangat baik untuk didirikan suatu observatorium. "Pembangunan observatorium astronom akan sangat baik bagi Lampung, dan hal ini sangat didukung oleh Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo," kata Prof Ofyar.
Ia menjelaskan, saat ini terdapat MoU antara Pemprov Lampung, ITB dan Itera terkait pembangunan OAIL. OAIL di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman, Gunung Betung memiliki 24 teleskop, seperti teleskop level medium yang dapat digunakan untuk pengamatan dan penelitian.
Ia mengharapkan, nantinya akan ada alat premium yang cukup besar. Pembangunan OAIL juga didukung oleh ITB dan Itera.
"Diharapkan ini akan membawa Lampung ke level internasional," ujarnya.
Ofyar juga menjelaskan pembangunan obsevatorium astronom yang sedang dibangun di Lampung, telah dilirik para astronom Asia Tenggara. "Pada Oktober 2018 nanti akan berkumpul seluruh astronom Asia Tenggara. Pertemuan tahunan tersebut diikuti beberapa negara di Asia Tenggara dan timur, dan mereka memilih Lampung yang tengah membangun," ujarnya.
Hal tersebut menunjukkan Lampung memiliki tempat yang sangat baik dan strategis. Ia menjelaskan OAIL akan memiliki beberapa kegiatan seperti wisata edukasi, star party, astrocamp, cerdas cermat astronomi, dan lain sebagainya.
Kepala UPT OAIL Hakim Luthfi Malasan menjelaskan Lampung merupakan provinsi yang baik untuk dibangun observatorium astronom yang besar dengan pelayanan profesional astronomer. "Pembangunan ini akan bermanfaat baik bagi Provinsi Lampung. Lampung memiliki sumber daya manusia yang memiliki keinginan dan pengetahuan yang tinggi, salah satunya dibidang astronomi," ujar Hakim.
Ia menjelaskan Provinsi Lampung dipilih karena memiliki posisi yang strategis dan layak untuk membangun observatorium astronom. Hal ini dikarenakan Lampung memiliki stabilitas geologis seperti jauh dari gempa, dan Lampung secara meteorologisnya Lampung memiliki kesamaan dengan Boscha.
"Kami optimistis observatorium Lampung tidak hanya dapat dilihat pada malam hari tetapi juga pada siang hari. Dan hal ini tidak bisa dilakukan di Boscha Bandung," jelas Hakim.
Ia menjelaskan teropong bintang Boscha telah mengalami banyak kekurangan, seharusnya mampu bertahan 100 tahun ke depan, tetapi dalam waktu 90 tahun sudah mengalami banyak kekurangan. "Pembangunan observatorium astronom Lampung akan mampu menyaingi di Boscha. Dan hal ini akan sangat penting bagi generasi muda Lampung," jelasnya.