REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Para ilmuwan melakukan pemetaan pada genom Koala untuk membantu hewan khas Australia tersebut berjuang melawan epidemi penyakit bakterial klamidia. Pemetaan genom tersebut dapat membantu peneliti mengembangkan vaksin yang lebih baik.
Para peneliti di Koala Genome Consortium, sebuah tim yang terdiri dari 54 ilmuwan Australia dan internasional, mengatakan mereka mengurutkan lebih dari 3,4 miliar pasangan basa dan lebih dari 26.000 gen dalam genom koala. Genom itu sedikit lebih besar daripada manusia.
"Kami berada dalam posisi yang bagus sekarang untuk mengembangkan vaksin yang lebih baik untuk mengobati mereka," kata Katherine Belov, seorang profesor genom komparatif di University of Sydney seperti dikutip Reuters. Belov dan rekan-rekannya mempublikasikan penelitian mereka di jurnal "Nature Genetics" pada Senin(3/7).
Jika tidak diobati, infeksi klamidia dapat menyebabkan kebutaan, peradangan kandung kemih yang parah, infertilitas dan kematian pada koala. Perawatan dengan antibiotik sering membuat sulit bagi koala untuk mencerna daun eukaliptus, yang merupakan makanan pokok.
"Seiring berjalannya waktu, kita akan benar-benar mengerti mengapa beberapa hewan pulih dari klamidia dan mengapa yang lain tidak, dan itu akan membantu kita mengembangkan terapi untuk mengobati koala," kata Belov.
Koala Australia dikategorikan sebagai spesies rentan dalam sebuah ukuran konservasi pada 2012.