Senin 23 Jul 2018 13:20 WIB

Studi Ini akan Ungkap Dampak Menyundul Bola Bagi Kesehatan

Studi di Inggris melibatkan 300 mantan pesepakbola berusia 50 hingga 85 tahun

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemain Timnas Irlandia, Dhane Duffy (tengah), melepaskan sundulan menjebol gawang Denmark dalam leg kedua babak playoff Zona Eropa kualifikasi Piala Dunia 2018 di Dublin, Irlandia, pada Selasa (14/11).
Foto: EPA-EFE/Aidan Crawley
Pemain Timnas Irlandia, Dhane Duffy (tengah), melepaskan sundulan menjebol gawang Denmark dalam leg kedua babak playoff Zona Eropa kualifikasi Piala Dunia 2018 di Dublin, Irlandia, pada Selasa (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gol-gol spektakuler yang dicetak berkat sundulan pesepak bola Harry Kane dan Harry Maguire adalah aksi hebat yang membantu Inggris berlaga di ajang Piala Dunia. Namun, bagaimana sebenarnya efek menyundul bola bagi kesehatan?

Menyundul bola secara berulang dan terus-menerus dikhawatirkan memicu kerusakan pada otak dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Sebuah studi pun digagas untuk menjawabnya, dengan melibatkan 300 mantan pesepak bola profesional.

Studi merupakan kolaborasi antara London School of Hygiene dan Tropical Medicine (LSHTM), Queen Mary University of London, dan Institute of Occupational Medicine. Penelitian yang baru akan berlangsung ini merekrut responden yang berusia 50 sampai 85 tahun. 

Serangkaian tes dirancang untuk menilai kemampuan fisik dan kognitif mereka, selain pemeriksaan klinis serta pengumpulan data lain. Analisis juga membuat perbandingan antara pemain yang sering atau jarang menyundul bola berdasarkan posisinya di lapangan. 

Studi baru ini mirip dengan riset Rugby Football Union pada 2016 yang meneliti gegar otak mantan pemain rugby Inggris. Kedua riset sama-sama didanai Drake Foundation, organisasi nirlaba yang berfokus pada penelitian tentang cedera gegar otak dalam olahraga.

Profesor Neil Pearce sebagai peneliti utama telah mengetahui peningkatan risiko gangguan saraf dan cedera kepala dalam olahraga lain seperti tinju. Risikonya dalam sepak bola belum diketahui, dan karena itulah riset yang dia pimpin menjadi penting.

"Studi ini akan memberikan, untuk pertama kalinya, bukti persuasif dari efek jangka panjang pada fungsi kognitif sepak bola profesional," kata Pearce, seperti dikutip dari laman BBC.

Berita tentang penelitian menyusul meningkatnya perdebatan tentang kaitan antara menyundul repetitif dengan sederet risiko seperti gegar otak, demensia, dan Parkinson. Penelitian mendatang akan menjadi studi pertama di Inggris yang menggunakan tes dan wawancara kepada mantan pemain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement