REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok konservasi spesialis primata, Global Wildlife Conservation melakukan riset terhadap keberadaan primata lemur di Madagaskar, Afrika. Kesimpulan dari obeservasi tersebut menyatakan mayoritas spesies lemur terancam punah.
Observasi itu dilakukan dengan cara membandingkan penelitian terbaru terhadap populasi lemur dan ancaman terhadap habitat mereka. Primata lemur bahkan menjadi hewan yang paling terancam di dunia. Kepala kelompok konservasi Russ Mittemeier mengatakan kesimpulan tersebut cukup mengkhawatirkan.
Dia mengatakan, risiko kepunahan lemur sangat tinggi dan Madagaskar akan menjadi kuburan bagi primata itu. "Padahal, lemur adalah aset terbesar dan spesies unik yang ada di Madagaskar,” katanya seperti dilansir dari BBC World, Kamis (2/8).
Global Wildlife Conservation menyatakan, hewan ini menghadapi berbagai ancaman. Terutama penghancuran habitat di hutan tropis tempat mereka berkembang biak. Penghancuran habitat itu seperti pembalakan liar, kegiatan penambangan, produksi arang, dan pengelolaan pertanian dengan cara tebas dan bakar.
Dibekukan 40 Ribu Tahun, Cacing dari Zaman Es Hidup Lagi
Selain itu, ancaman ditambah dengan adanya perburuan lemur untuk makanan dan penangkapan hidup-hidup untuk perdagangan hewan peliharaan. Kepada BBC World, Wakil Kepala Kelompok Konservasi Profesor Christoph Schwitzer menilai perburuan lemur yang dilakukan secara tidak berkelanjutan semakin banyak.
"Kami juga melihat perburuan komersial, mungkin untuk restoran lokal. Dan, ini adalah fenomena baru bagi Madagaskar dan kami tidak melihat ini dalam skala 15 tahun terakhir," ujarnya.
Diketahui, terdapat ada 111 spesies lemur yang ada di Madagaskar. Namun, 105 spesies diantaranya terancam.
Persatuan Internasional untuk Pelestarian Alam (IUCN) juga telah menjalankan program 'rencana aksi lemur' sebagai langkah penyelamatan. Program itu dilakukan dengan melakukan perlindungan terhadap habitat spesies. Langkah kedua, berupaya menanggulangi kemiskinan masyarakat sekitar agar tak berburu lemur sebagai mata pencahrian.
Schwitzer mengatakan, seluruh pihak yang peduli terhadap keberadaan lemur harus berani berbicara agar masyarakat dunia ikut membantu.