Jumat 03 Aug 2018 12:10 WIB

Jelang Asian Games, Penyemaian Garam Digencarkan

Suhu tertinggi saat puncak kemarau di Sumatra Selatan mencapai 35 derajat celsius.

Red: Ani Nursalikah
Petugas melakukan penyebaran garam melalui pesawat Hercules C-130 di udara. (Antara/Wahyu Putro)
Petugas melakukan penyebaran garam melalui pesawat Hercules C-130 di udara. (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Teknologi modifikasi cuaca untuk mendorong terjadinya hujan berupa penyemaian garam di awan semakin digencarkan menjelang Asian Games XVIII. Penyemaian dilakukan guna memastikan tidak terjadi kebakaran hutan selama periode 18 Agustus-2 September 2018.

Danlanud Palembang, Kolonel Pnb HR Sutrisno di Palembang mengatakan Tim Satgas Udara gencar menyemai garam setelah unit pesawat tambahan tiba di Palembang, Senin (30/7). "Ada dua unit yang digunakan, satu unit pesawat berkapasitas 1 ton garam, dan satu unit lagi milik TNI AU berkapasitas 800 kilogram. Setiap hari, kami melakukan setidaknya dua kali terbang," kata Sutrisno, Jumat (3/8).

Menurutnya, upaya ini cukup membuahkan hasil karena sejak dua hari lalu sudah terjadi hujan di beberapa lokasi meski saat ini sedang puncak kemarau. "Di Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Palembang sendiri sudah ada hujan. Artinya, TMC yang kami lakukan ini berhasil," kata dia.

Ia mengatakan, selama perhelatan Asian Games ini, TMC menjadi salah satu langkah antisipasi yang cukup jitu untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Namun, upaya ini tidak selalu berjalan mulus karena potensi awan juga semakin menipis karena sudah memasuki puncak kemarau.

Oleh karena itu, ketika analisis awan menunjukkan terdapat potensi awan maka tim Satgas Udara langsung bergerak untuk menyemai garam. Selain fokus pada TMC, Satgas Udara juga siaga untuk kegiatan water bombing (pengebom air).

Sebanyak 10 unit pesawat siaga melakukan water bombing. Kegiatan ini dilakukan segera setelah mendapatkan informasi real time dari Satgas Darat mengenai keberadaan titik api.

"Sejauh ini informasi dari tim Satgas Darat yang menjadi acuan kami karena data satelit itu ada keterlambatan satu hari. Ketika dapat informasi kami langsung melakukan waterbombing, karena sejauh ini cara inilah yang cukup efektif," kata dia.

Melalui dua aksi, yakni TMC dan water bombing ini, Sutrisno optimistis selama perhelatan Asian Games akan terbebas dari bencana kabut asal. Hal ini lantaran telah ditetapkannya status siaga merah sejak 20 Juli 2018 sehingga semua Sumber Daya dikerahkan untuk penanganan karhutla. Selain itu adanya tambahan sarana berupa pesawat dan personel TNI juga akan semakin memperkuat tim Satuan Tugas Karhutla Sumsel.

"Kuncinya menjaga di lima kabupaten, yakni Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Musi Rawas. Selain itu di desa-desa perbatasan ke Kota Palembang seperti yang ada di Ogan Ilir, karena jika terbakar maka asapnya akan masuk kota," kata dia.

Sumatra Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan karena akan menjadi tuan rumah ajang akbar multicabang olahraga Asian Games yang akan akan diikuti 45 negara. Sumatra Selatan patut waspada karena memiliki 1,4 juta lahan gambut, dan pada puncak kemarau diketahui bersuhu rata-rata 32-34 derajat celsius (suhu ekstrem 35 derajat celsius).

Pada pertengahan Juli lalu, sekitar 200 hektare lahan terbakar di Kabupaten Ogan Komering Ilir selama kurang lebih empat hari. Lalu, pada Rabu (1/8), terdeteksi dua titik api di Muara Medang, Kabupaten Musi Banyuasin dan Sungai Menang Kabupaten OKI. Kedua titik ini sudah berhasil dipadamkan Kamis (2/8), melalui water bombing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement