Rabu 29 Aug 2018 19:26 WIB

Alasan Kita Mencium Bau Tanah Basah Jelang Hujan

Bau tanah atau petrichor ini berasal dari kombinasi senyawa kimia yang harum

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Awan mendung masih menggelayut di atas Kota Bandung, Rabu (18/5). Banjir genangan air hujan akibat tingginya curah hujan pun masih diwaspadai warga kota. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Awan mendung masih menggelayut di atas Kota Bandung, Rabu (18/5). Banjir genangan air hujan akibat tingginya curah hujan pun masih diwaspadai warga kota. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan memang tidak memiliki aroma. Tetapi, beberapa saat sebelum hujan, manusia bisa mencium bau tanah basah yang dikenal sebagai petrichor merembes ke udara.

Orang-orang menilai bau petrichor sebagai wangi yang menyenangkan dan segar. Dilansir dari Inverse, Selasa (28/8), bau ini sebenarnya berasal dari tanah yang lembab.

Para ilmuwan Australia pertama kali mendokumentasikan proses pembentukan petrichor pada 1964. Ilmuwan Massachussetts Institute of Technology mempelajari lebih lanjut proses mekanismenya pada 2010-an.

Petrichor adalah kombinasi dari senyawa kimia yang harum. Beberapa berasal dari minyak yang dibuat oleh tanaman. Elemen utama petrichor adalah actinobacteria.

Mikroorganisme kecil ini dapat ditemukan di daerah pedesaan dan perkotaan serta lingkungan laut. Mereka menguraikan materi organik yang mati atau membusuk menjadi senyawa kimia sederhana. Senyawa kimia itu dapat menjadi nutrisi untuk perkembangan tanaman dan organisme lain.

Hasil sampingan dari aktivitas mereka adalah senyawa organik yang disebut geosmin. Ini adalah sejenis alkohol yang molekulnya cenderung memiliki aroma kuat.

Tetapi, struktur kimia yang kompleks dari geosmin dapat dilihat oleh manusia meskipun pada tingkat yang sangat rendah. Hidung kita dapat mendeteksi hanya beberapa bagian geosmin per triliun molekul udara.

Selama periode kekeringan berkepanjangan dan belum hujan selama beberapa hari, laju aktivitas penguraian actinobacteria melambat. Tepat sebelum hujan, udara dan tanah mulai lembab. Proses ini membantu mempercepat aktivitas actinobacteria dan semakin banyak geosmin terbentuk.

Ketika tetesan hujan jatuh ke tanah, terutama permukaan berpori seperti tanah gembur atau beton kasar, air akan memercik dan mengeluarkan partikel kecil yang disebut aerosol. Geosmin dan senyawa petrichor lain yang mungkin ada di tanah atau larut dalam rintik hujan dilepaskan dalam bentuk aerosol dan dibawa oleh angin ke daerah sekitarnya.

Jika curah hujan cukup tinggi, aroma petrichor dapat bergerak dengan cepat melawan arah angin dan seolah-olah memberitahu bahwa hujan akan segera turun. Bau ini akhirnya hilang setelah hujan mulai kering.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement