Rabu 26 Sep 2018 20:26 WIB

Peneliti Temukan 160 Spesies Anggrek di Bengkulu

Sejumlah anggrek tergolong endemik atau hanya tumbuh di Bengkulu.

Anggrek phalaenopsis.
Foto: Pxhere
Anggrek phalaenopsis.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Sejumlah peneliti anggrek dari Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Provinsi Bengkulu berhasil menemukan dan mendokumentasikan 160 spesies anggrek di wilayah itu. "Ratusan anggrek tersebut ditemukan melalui proses observasi yang telah dilakukan sejak 2012, dan masih berlanjut hingga sekarang," kata Atra Romeida, salah seorang peneliti anggrek di Bengkulu, Rabu (26/9).

Adanya penemuan ratusan spesies anggrek ini menjadi kejutan tersendiri bagi para peneliti anggrek karena akan menambah potensi kekayaan alam hutan Bengkulu. "Beberapa anggrek itu, ada yang tercatat endemik. Artinya, hanya tumbuh di habitat itu saja, tidak di tempat lain," ungkapnya.

Untuk membudidayakan hasil temuan spesies anggrek, para peneliti bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat telah menyiapkan lokasi taman konservasi plasma nutfah dan pengembangbiakkan massal melalui teknik kultur jaringan tanaman. Kultur jaringan atau in vitro merupakan kegiatan menjaga dan menumbuhkan jaringan, serta organ tanaman pada kondisi aseptik. Melalui teknik ini, angka populasi tanaman bisa ditingkatkan secara cepat.

"Spesies yang kami kembangbiakkan melalui teknik ini adalah anggrek pensil (Papillionanthe hookerina), tanaman anggrek endemik dari Danau Dendam Tak Sudah di Kota Bengkulu," ujar dosen bergelar doktor yang mengajar mata kuliah Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman itu.

Atra menjelaskan, di habitat aslinya angka harapan tumbuh satu biji anggrek pensil hanya berkisar 0,1-1 persen saja. Sedangkan melalui teknik kultur jaringan, satu biji anggrek pensil dapat menghasilkan 10 ribu benih baru.

"Hal ini karena biji anggrek pensil hanya berisi embrio, tanpa ada cadangan makanan. Melalui kultur jaringan, populasi aggrek dapat ditingkatkan," jelasnya.

Dengan di temukannya 160 spesies anggrek di Bengkulu dan pengembangbiakan melalui kultur jaringan, tanaman hias ini berpeluang menjadi bisnis ekspor yang menjanjikan. Tanaman anggrek ini merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan prospektif untuk dibudidayakan.

"Karena itu, upaya pemuliaan menjadi poin penting yang harus dilakukan terkait pelestarian spesies tanaman anggrek, baik itu skala nasional ataupun daerah," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement