Jumat 09 Nov 2018 08:20 WIB

Inovasi Bidang Kesehatan dan Obat-obatan Sangat Dibutuhkan

Inovasi bidang kesehatan dan obat-obatan bisa dirasakan langsung manfaatnya

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset, Tekhnologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhamad Nasir
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Menteri Riset, Tekhnologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghadapi era digital, inovasi di bidang kesehatan dan obat-obatan dinilai masih minim. Padahal inovasi di kedua bidang tersebut sangat dibutuhkan dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

Atas dasar itu, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) mendorong agar para peneliti Indonesia terus berupaya untuk menciptakan cara-cara baru, guna mendukung pembangunan nasional dan kebutuhan masyarakat.

"Oleh karena itu penelitian harus diarahkan untuk menghasilkan suatu inovasi yang merupakan upaya respon yang cepat terhadap kebutuhan masyarakat. Salah satunya di bidang kesehatan dan obat-obatan ini," ungkap Menristekdikti Mohammad Nasir di Jakarta, Rabu (7/11).

Nasir juga mengapresiasi inisiatif perusahaan Novartis Indonesia yang meluncurkan //Novartis Young Innovators Camp// (NYIC). NYIC merupakan program pengembangan untuk meningkatkan dan meningkatkan keterampilan inovasi talenta muda.

“Program ini menargetkan para peserta, yaitu para  lulusan baru Universitas yang ingin mengembangkan diri, memulai jalur inovasi, dan membuat kontribusi yang signifikan di sektor farmasi dan kesehatan,” jelas Nasir.

Inovasi di bidang kesehatan dan obat-obatan, kata dia, termasuk salah satu dari 10 bidang prioritas dalam Rencana Induk Penelitian Indonesia (RIRN) 2017-2045. Untuk itu dia berharap, NYIC juga bisa menjadi forum pemecahan masalah dan diskusi bagaimana membawa hasil penelitian bidang perawatan kesehatan, menuju hilirisasi dan komersialisasi.

"Penelitian dan inovasi adalah faktor yang memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing bangsa," jelas dia.

Nasir mengakui, ada beberapa masalah penelitian yang masih perlu ditangani di Indonesia. Terutama terkait dengan kualitas sumber daya manusia, rasio jumlah peneliti yang masih rendah, tumpang tindih penelitian yang sama, hubungan antara penelitian dan industri, serta kesenjangan antara penelitian dan pemanfaatannya untuk masyarakat.

"Maka inilah menjadi penting agar program pengembangan NYIC bisa dimanfaatkan untuk penelitian dan menghasilkan inovasi," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement