Senin 26 Nov 2018 07:56 WIB

Vaksin Alzheimer Bisa Kurangi Risiko Demensia

Sekitar 5,7 juta orang Amerika memiliki penyakit alzheimer.

Rep: Sri Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Seorang narapidana berkursi roda di California Health Care Facility, Kalifornia. Di blok ini dirawat narapidana dengan gejala dimensia, alzheimer dan penurunan daya ingat.
Foto: REUTERS/Lucy Nicholson
Seorang narapidana berkursi roda di California Health Care Facility, Kalifornia. Di blok ini dirawat narapidana dengan gejala dimensia, alzheimer dan penurunan daya ingat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Para peneliti dari University of Texas Southwestern Medical Center mengatakan vaksin eksperimental yang dapat mencegah penyakit alzheimer menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam pengujian hewan. Pengujian pada tikus menunjukkan vaksin itu dengan aman mencegah penumpukan zat di otak yang terkait dengan penyakit fatal.

Tim peneliti melaporkan hasil penelitian tersebut dalam jurnal Alzheimer's Research & Therapy. Penelitian telah dilakukan pada monyet dan kelinci. Para peneliti berharap vaksin ini dapat dikembangkan untuk percobaan pada manusia.

Laman USA Today menulis, jika vaksin terbukti aman dan efektif pada manusia, hasil penelitian ini dipercaya dapat mengurangi jumlah diagnosis demensia hingga setengahnya. Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala penurunan kognitif secara luas. Penyakit alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia.

Doris Lambracht-Washington, seorang profesor neurologi dan neuroterapi di University of Texas Southwestern Medical Center, mengatakan para peneliti percaya vaksin ini dapat memperpanjang hidup dengan mencegah penyakit berkembang. "Jika timbulnya penyakit bisa tertunda bahkan lima tahun, itu akan sangat besar untuk pasien dan keluarga mereka. Jumlah kasus demensia bisa turun setengahnya," kata Lambracht-Washington dalam sebuah pernyataan.

photo

Lambracht-Washington mengatakan penelitian ini menandai kemajuan besar menuju vaksin yang aman dan efektif. Vaksin alzheimer yang ditemukan sebelumnya dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya, seperti peradangan otak atau menggunakan pendekatan yang kurang efektif.

Vaksin hasil penelitian ini bekerja dengan mendorong tubuh memproduksi antibodi yang menghambat penumpukan amyloid dan tau. Keduanya merupakan protein yang memiliki keunggulan dari penyakit otak degeneratif. Vaksin ini adalah salah satu dari beberapa perawatan yang menjanjikan yang bertujuan mengurangi penumpukan zat-zat tersebut sebelum mereka menjadi plak mematikan dan kusut di otak.

Laporan dari University of Texas menyatakan, sekitar 5,7 juta orang Amerika memiliki penyakit alzheimer. Jumlahnya ini diprediksi akan berlipat ganda pada 2050.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement