Sabtu 15 Dec 2018 17:33 WIB

40 Juta Spesimen di Museum akan Didigitalisasi

Merekam secara digital 40 juta fosil di Smithsonian akan memakan waktu 50 tahun.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Tengkorak Triceratops yang telah didigitalisasi melalu pemindaian CT.
Foto: Smithsonian
Tengkorak Triceratops yang telah didigitalisasi melalu pemindaian CT.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para ilmuwan mendapat tawaran untuk membuat museum digital global. Mereka mengatakan akan mempelajari spesimen berharga yang saat ini hanya berada di tempat penyimpanan museum.

Dilansir di BBC, beberapa museum termasuk London's Natural History Museum dan Smithsonian di Washington DC juga terlibat. Mereka telah menyusun rencana untuk mendigitalkan jutaan spesimen. Merekam secara digital 40 juta fosil di Smithsonian akan memakan waktu sekitar 50 tahun.

Tetapi lima tahun proyek berjalan, tim mengatakan itu adalah upaya mengungkap  data fosil yang selama ini tersimpan untuk ditampilkan secara digital agar bisa digunakan untuk penelitian penting. Pemimpin proyek dari Smithsonian Museum of Natural History, Kathy Hollis, menjelaskan mereka mencoba membuat seluruh koleksi mereka tersedia secara digital bagi para peneliti agar bisa diakses secara online dari mana saja di dunia.

Mereka yakin itu adalah koleksi fosil terbesar di dunia. "Kami memiliki koleksi lebih dari 40 juta spesimen. Itu mencatat seluruh sejarah kehidupan, jadi jika memiliki representatif fosil, kemungkinan juga ada di sini di dalam koleksi kami," ucap Hollis.

Barang-barang di ruang pamer umum di museum hanya mewakili sebagian kecil dari koleksi yang tersimpan di tempat penyimpanan. "Ada laci di museum ini yang belum dibuka selama beberapa dekade," kata Hollis.

Menurutnya, itu akan menjadi masalah jika para ilmuwan ingin menggunakan semua spesimen yang menjadi bukti kolektif jutaan tahun evolusi di planet untuk memahami bagaimana kehidupan bekerja dan berubah. "Jadi kami membawa semua data ini ke dalam cahaya untuk penelitian," ujarnya.

 

Dalam makalah terbaru di jurnal Biologi Letters Royal Society, para ilmuwan menggambarkan proses digitalisasi koleksi museum sebagai memobilisasi 'data gelap'. Para penulis mengatakan ini akan meningkatkan kemampuan peneliti untuk memahami bagaimana lingkungan berubah di masa lalu dan juga memberikan gambaran dampak perubahan lingkungan di masa depan.

Dalam beberapa kasus, fosil digital jauh lebih berguna seperti yang aslinya. Untuk sebagian besar proyek digitalisasi, museum akan menangkap gambar berkualitas tinggi dan semua informasi penting seperti usia, spesies, dan tempat spesimen ditemukan untuk tersedia secara online.

Itu sudah cukup berharga. Dalam mempelajari fosil laut digital, misalnya, sudah bisa membuat para peneliti memahami bagaimana kehidupan laut dalam mengubah permukaan laut dan suhu laut. Tetapi data digital yang paling rinci sebenarnya bisa lebih baik daripada fosil nyata.

Prof Emily Rayfield di Universitas Bristol menggunakan CT scan tengkorak dinosaurus dan tulang lainnya untuk penelitian yang dapat diakses melalui komputer. "Kami benar-benar dapat menggunakan data digital untuk menguji bagaimana hewan-hewan ini berfungsi," katanya kepada BBC News.

Ketika sulit untuk mengangkat tengkorak diplodokus yang asli, rapuh, dan berupa fosil, Prof Rayfield mampu memelintir, mengubah, memampatkan, dan menekankan tulang dinosaurus digitalnya untuk mengungkapkan bagaimana hewan akan bergerak, apa yang mereka makan dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Rekan Prof Rayfield di Universitas Bristol, Prof Philip Donoghue menggunakan pemindaian digital mikroorganisme kuno dan fosil untuk menghasilkan versi berskala besar yang mengungkapkan lebih detail tentang bagaimana mereka hidup. Dia mengatakan kepada BBC News, sebuah fosil digital akan mengubah kemampuan ilmuwan untuk mempelajari kehidupan di bumi.

"Kami harus memastikan museum digital secara benar dan konsisten direkam dan dikurasi, sehingga datanya memiliki kualitas tertinggi," kata Prof Philip Donoghue.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement