REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Hewan lebah terbesar di dunia telah ditemukan kembali. Lebah raksasa Wallace mencapai panjang tubuh rata-rata sekitar empat sentimeter dan memiliki lebar sayap lebih dari 7,5 sentimeter.
Namun terlepas dari ukurannya yang menakjubkan, sudah hampir 40 tahun sejak lebah terbesar di dunia bernama Megachile pluto terlihat di alam liar. Ahli entomologi di Universitas Princeton, Eli Wyman memiliki kesempatan berburu lebah raksasa ini.
Ia dan dua ilmuwan lainnya serta fotografer Clay Bolt berangkat kedua dari tiga pulau di Indonesia pada Januari untuk melakukan ekspedisi hutan. Ekspedisi ini berlangsung dua pekan.
Diperkirakan lebah betina membangun sarang dengan menggunakan rahang tangguh mereka. Mereka menggali sarang rayap dan melapisi terowongan di dalamnya dengan resin untuk menangkal rayap.
Jadi, seperti yang dilansir dari Science News, Jumat (22/2), tim berhenti di setiap sarang rayap yang terlihat di batang pohon dan menyaksikan selama 20 menit mencari lubang sarang atau lebah yang muncul.
“Setelah beberapa hari dan melihat banyak sarang rayap ini dan tidak melihat apa-apa, saya pikir kami semua secara internal hanya menerima kami tidak akan berhasil,” kata Wyman.
Ketika pencarian berakhir, tim memutuskan untuk memeriksa satu sarang terakhir dengan jarak sekitar 2,4 meter dari tanah. Mereka menemukan lubang sarang.
Wyman melirik ke dalam dan mengetuk lubang beberapa kali dengan bilah rumput yang kaku. Beberapa saat kemudian, seekor lebah betina raksasa Wallace muncul.
“Itu sangat melegakan dan menyenangkan,” ujarnya.
Tim menangkap lebah betina dan menempatkannya di dalam tenda untuk diamati sebelum dilepaskan kembali ke sarangnya. Dia mendengung dan membuka serta menutup rahangnya yang besar.
Lebah itu memiliki sangat yang cocok dengan ukurannya untuk digunakan. Kendati demikian Wyman tidak mau mengetahuinya secara langsung.
“Dia adalah hal yang paling berharga di planet ini bagi kita,” katanya.
Organisasi nirlaba Global Wildlife Conservatioan mengumumkan penemuan lebah ini pada Kamis (21/2). Sementara ini tidak ada rencana yang ditetapkan untuk mencari lebih banyak lebah. Tetapi tim berharap penemuan kembali dapat memicu upaya perlindungan habitat lebah.
Bolt yang ikut dalam ekspedisi mencatat dalam sebuah blogspotnya.
“Hanya mengetahui lebah raksasa ini bergerak cepat melalui hutan Indonesia membantu saya merasakan di dunia yang begitu banyak kehilangan dan harapan, masih ada keajaiban,” ujar Bolt.