Jumat 12 Apr 2019 07:56 WIB

Pesawat Luar Angkasa Israel Gagal Mendarat di Bulan

Pesawat Israel bertujuan mengambil gambar dan melakukan eksperimen di bulan.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ani Nursalikah
Sebuah poster bergambar pesawat luar angkasa Israel, Spaceil di Netanya, Kamis (11/4). Pesawat Israel gagal mendarat di bulan.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Sebuah poster bergambar pesawat luar angkasa Israel, Spaceil di Netanya, Kamis (11/4). Pesawat Israel gagal mendarat di bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat ruang angkasa Israel, yang disebut Beresheet, gagal melakukan pendaratan mulus di bulan. Dilansir di BBC, Jumat (12/4), tujuan dari misi ini adalah mengambil gambar dan melakukan eksperimen.

Kegagalan tersebut membuat rekor misi pertama yang didanai swasta ke Bulan belum dapat terlaksana. Sampai saat ini, hanya badan luar angkasa pemerintah dari bekas Uni Soviet, Amerika Serikat dan Cina yang berhasil melakukan pendaratan di Bulan. "Kami tidak berhasil, tapi kami sudah benar-benar mencoba," ujar pencetus proyek, Morris Kahn.

Perjalanan pesawat ruang angkasa tidak berawak ini untuk mendekati orbit akhir bulan memakan waktu sekitar tujuh pekan. Seorang astronom dan reporter berita sains, Kimberly Cartier, menyampaikan rasa sedihnya terhadap kegagalan Beresheet di akun Twitter-nya (@AstroKimCartier).  "Tapi saya bangga dengan seluruh @TeamSpaceIL," tuturnya.

Beresheet, yang dalam bahasa Ibrani berarti ‘pada awalnya’, adalah proyek bersama antara dua pihak. Mereka adalah Spaceil, organisasi nirlaba Isreal yang didanai secara pribadi, dengan Israel Aerospace Industries.

Spaceil awalnya mengembangkan Beresheet sebagai bagian dari kompetisi Google Lunar Xprize yang kini sudah berhenti. Kompetisi tersebut akhirnya berakhir tanpa pemenang ketika tidak ada tim yang meluncurkan pesawat sampai batas waktu terakhir, 31 Maret 2018. Tapi, Spaceil tetap meneruskan misinya dan mampu meluncurkan Beresheet di atas roket SpaceX Falcon pada tahun ini.

Roket berhasil mengarahkan Berseheet ke orbit luas di sekitar bumi pada 21 Februari. Beresheet kemudian menghabiskan dua bulan terakhri melakukan perjalanan mendekati bulan. Pekan lalu, ia berhasil memasuki orbit bulan. Pada sekitar 3.10 sore waktu setempat, Beresheet menembakkan mesin utama untuk melakukan pendaratan.

Tembakan tersebut memperlambat laju Beresheet, seperti dikutip di The Verge, Jumat (12/4). Awalnya, semua tampak baik-baik saja. Saat turun ke permukaan bulan, Beresheet bahkan mengirim gambar swafoto dengan bendera Israel ke bumi. Ia juga mengirimkan satu gambar permukaan bulan sebelum terjadi gangguan.

Tembakan mesin seharusnya menurunkan kecepatan dari enam ribu kilometer per jam menjadi nol. Tapi, ketika pesawat ruang angkasa itu berada di sekitar tujuh kilometer dari permukaan, mesin Beresheet berhenti. Tim misi di bumi dapat mengatur ulang mesin tapi kehilangan komunikasi.

Kemungkinan paling besar yang terjadi adalah Beresheet melaju dengan kecepatan terlalu tinggi hingga menciptakan kawah baru di permukaan bulan.

Spaceil mengklaim, dibutuhkan 90 juta dolar AS untuk mengembangkan Beresheet dan hanya sekitar 2 juta dolar AS di antaranya berasal dari pemerintah Israel. Sebagian besar dana proyek datang dari dua investor besar. Pemodal itu adalah pengusaha Israel kelahiran Afrika Selatan, yakni Kahn, dan Yayasan Keluarga Adelson, badan amal berbasis di Los Angeles yang mendukung Israel.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement