REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) merupakan ilmu yang memberikan kecerdasan kepada suatu objek. Di era digitalisasi ini, pemanfaatan AI juga kian masif dilakukan dan cukup banyak membantu sebagian besar tantangan umat manusia di berbagai lini seperti kesehatan, pelestarian lingkungan, dan pencegahan bencana.
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan, masifnya pemanfaatan AI juga telah mendorong Google untuk membuat program AI for Social Good. Pada program ini Google menerapkan riset dan teknologi inti Google AI ke proyek-proyek yang memiliki dampak social yang positif untuk umat manusia bahkan bumi.
Pada bidang kesehatan misalnya, menurut Randy, tim peneliti medis Google bekerja sama dengan para dokter di India, Thailand, dan Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan metode yang bisa membantu mendiagnosis penyakit mata akibat diabetes dengan machine learning.
Contoh lain riset di bidang AI dan kesehatan adalah deteksi kanker paru-paru dengan AI. Teknologi tersebut juga bisa dikembangkan untuk mendeteksi variasi genom yang lebih akurat. AI pun bisa dipakai untuk membantu prediksi kondisi kesehatan medis, seperti faktor risiko kardiovaskular dan membantu evaluasi rawat inap ulang dan durasi rawat inap di rumah sakit.
“Kami melihat banyak manfaat AI di semua lini kehidupan. Pengembangan metode pendeteksi penyakit mata di India itu sangatlah berguna, mengingat populasi manusia lebih banyak ketimbang dokter spesialis mata, sama seperti di Indonesia,” kata Randy di kantor Google Indonesia, Jakarta, Senin (27/5) malam.
Randy mengungkapkan, para peneliti Google AI juga menggunakan AI untuk membantu pencegahan bencana. Misalnya, di India, Google menerapkan AI untuk memprediksi banjir dan membantu memberikan informasi tentang lokasi kemungkinan banjir di musim hujan.
Selain itu, Google juga menggunakan AI untuk memprediksi kelaparan dan memprediksi lokasi gempa susulan. Randy mengatakan, Google juga memanfaatkan AI untuk pelestarian lingkungan misalnya dengan membantu memahami dan melacak spesies yang terancam punah, seperti ikan paus, dengan lebih baik.
"Program AI for Social Good dari Google diterapkan dihampir seluruh dunia, tentunya dengan harapan bisa membantu para peneliti mengatasi masalah di bidangnya masing-masing," kata Randy.
Untuk membantu semakin banyak orang menyelesaikan masalah yang menjadi kepedulian mereka dengan AI, Google juga telah mengadakan Google AI Impact Challenge pada tahun 2018. Program ini semacam ajakan global kepada lembaga nonprofit, akademik dan social untuk mengajukan proposal tentang bagaimana AI bisa digunakan untuk mengatasi sebagian dari masalah sosial, ekonomi, kemanusiaan, dan lingkungan.
Lebih dari 2.600 organisasi dari 119 negara mengikutinya dan terpilih 20 organisasi dari 12 negara. Salah satu organisasi nonprofit berasal dari Bali Indonesia Yayasan Gringgo menjadi satu di antara 20 yang terpilih. Yayasan yang dipimpin oleh Febriadi Pratama ini menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu para pemulung mengenali berbagai jenis limbah secara lebih cepat, dan membantu mengatasi masalah limbah di Indonesia.